AjaranKyai Gontor Diskon di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Beli Ajaran Kyai Gontor Diskon di nunukgita. Promo khusus pengguna baru di aplikasi Tokopedia! Download Tokopedia App. Tentang Tokopedia Mitra Tokopedia Mulai Berjualan Promo
Kh. Hasan Abdullah Sahal Beliau adalah pimpinan pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, seseorang yang banyak memberikan berbagai teladan, inspirasi dan motivasi kepada santri-santrinya. Beliau adalah putera keenam dari Kh. Ahmad Sahal. Banyak kata-kata mutiara yang beliau psampaikan untuk membangkitkan jiwa semangat, perjuangan, dan keikhlasan para pemuda, selain itu pula banyak nilai dan filsafat yang beliau sampaikan tentang pengajaran dan pendidikan yang dapat kita amalkan. Menjadi baik jangan menunggu, mengajak atau diajak, pahala terbuka untuk semua disetiap waktu dan tempat. Jadilah kau terbaik, berbuat terbaik dan akhirnya mendapatkan hasil yang terbaik. Kh. Hasan Abdullah Sahal Manusia itu punya DIRI, punya JATI DIRI, dengan jati diri ia MEMBINA DIRI, karena membina diri ia jadi punya HARGA DIRI, sadar punya harga diri seharusnya ia TAHU DIRI, tapi terkadang ia tak tahu diri, lalu buru-buru UNJUK DIRI, kecewa ternyata unjuk diri membuatnya LUPA DIRI, dan tidak sedikit yang akhirnya BUNUH DIRI. Kh. Hasan Abdullah Sahal Kalau kamu tidak lebih baik daripada saya, lebih baik kamu tidak usah lahir, dan saya tidak usah mati. Hanya nambah jatah beras saja. Kh. Hasan Abdullah Sahal Banyak orang yang berpikir bagaimana mencari hidup yang baik, tapi mereka lupa bagaimana mencari mati yang baik. Kh. Hasan Abdullah Sahal Lebih baik kita merangkak tapi jalan kedepan, daripada kita berlari tapi diam ditempat. Kh. Hasan Abdullah Sahal Kita harus berani menyatakan kebenaran, bukan membenarkan kenyataan. Kh. Hasan Abdullah Sahal Anak-anakku! berhati-hatilah! Waspadalah! Orang yang tidak punya harta, akan mencari harta. Orang yang tidak punya muka akan mencari muka. Kalau kekuasaanmu berpotensi untuk membuatmu berbuat dzholim, ingatlah! kekuasaan dan kemampuan Allah. KuasaNya melebihi segala yang kamu kuasai. Kh. Hasan Abdullah Sahal Lebih baik kamu menangis karena berpisah sementara dengan anakmu yang menuntut ilmu agama, daripada kalau kamu sudah tua nanti menangis karena anak-anak kamu lalai dalam urusan akhirat. Kh. Hasan Abdullah Sahal Ketika melihat murid-murid menjengkelkan dan melelahkan, maka hadirkanlah gambaran bahwa diantara satu dari tangan mereka, kelak akan menarik tangan kita menuju surga. Selamat berjuang, wahai guru! Kh. Hasan Abdullah SahalLebih baik kita memiliki pekerjaan yang banyak sampai ada yang tidak dapat kita kerjakan, daripada kita tidak memiliki pekerjaan sehingga mencari-cari pekerjaan. Kh. Hasan Abdullah Sahal Anak-anak yang baru masuk Gontor banyak yang masih kecil fisiknya tetapi Insya Allah besar jiwanya, tinggi semangatnya, kuat niatnya, suci hatinya, luhur cita-citanya, tidak kalah dengan yang besar-besar fisiknya. Kh. Hasan Abdullah SahalBergerak tepat waktu, diam tepat waktu. Mulai pada waktunya, selesai pada waktunya. Kh. Hasan Abdullah SahalSeharusnya pemimpin itu mau dan mampu menyelesaikan masalah, bukan pintar mengajar dan mengoreksi seperti pengajar disekolah. Kh. Hasan Abdullah SahalYang jauh itu WAKTU, yang dekat itu KEMATIAN, yang besar itu NAFSU, yang berat itu MEMIKUL AMANAT, yang mudah itu BERBUAT DOSA, yang panjang itu AMAL SHOLEH adapun yang indah itu SALING MEMAAFKAN. Kh. Hasan Abdullah SahalBanyak orang bertitle tetapi tidak berkualitas, dan banyak orang berkualitas walaupun tidak bertitle. Maka, jadilah orang yang bertitle dan berkualitas. Kh. Hasan Abdullah SahalMemberikan sedeqah disaat lapang itu biasa, tapi memberikan sedeqah saat sulit itu bagus, dan mulia. Maka keterbatasan diri tidak boleh membuat orang tidak berbuat kebaikan. Kh. Hasan Abdullah SahalAlhamdulillah, dengan beberapa motivasi beliau kita dapat menambah semangat perjuangan dijalan Allah SWT, silahkan dicomment bagi teman-teman Alumni Gontor atau siapapun yang masih menyimpan kata-kata mutiara beliau, dan share apabila bermanfaat dalam pengabdian umat. Jazakallahu Khairan
KumpulanKata-kata Mutiara KH. Hasyim Asy'ari, Nasehat Ulama NU (Nahdlatul Ulama) Hadratus Syekh Muhammad Hasyim Asy'ari (Kyai Haji Hasyim Asy'ari) adalah sosok ulama besar lahir dari sebuah keluarga dengan didikan dasar-dasar agama yang kuat (dilahirkan di Kabupaten Jombang, 14 Februari 1871 dan wafat di umur ke 76 tahun di Jombang, 21
AKBAR ZAINUDIN, Presiden Forum Jiilut Tis’iinat FJT, Alumni Gontor 1990-an Yahanu, satu kata berjuta makna, terutama bagi santri dan alumni Pondok Modern Gontor. Begitu terkenal dan melekatnya kata-kata ini, sampai-sampai banyak alumni Gontor kalau ditanya tips sukses mereka, salah satunya adalah faktor “yahanu”. Karena itulah, Forum Jiilut Tis’iinaat FJT, sebuah forum yang beranggotakan alumni Gontor tahun 1990-an ada 11 angkatan, dari 1990 sampai dengan 1999 akhir, mengadakan webinar pada Jumat 13/03/2021 dengan tema “The Power of Yahanu”. Kata Yahanu memang seakan-akan berasal dari Bahasa Arab. Namun kalau dicari di negeri Arab manapun, kelihatannya tidak akan ditemukan kata ini. Hanya ada di Gontor. Kata ini, menurut Dr Nur Hizbullah, salah satu pakar Bahasa Arab, memang Bahasa “slank”, bahasa gaul anak-anak remaja yang sedang nyantri, semacam “kreativitas” dari para santri, selain menggunakan bahasa resmi yang fasih sesuai kaidah. Menurut ustaz Maritho Lidinillah, salah seorang senior alumni Gontor, kata Yahanu itu tidak berdiri sendiri. Banyak santri tahun 1970-an sudah mengenal kata-kata ini, dan juga kata-kata lain yang merupakan “plesetan” atau bukan bahasa resmi di pondok. Karena itulah, KH Imam Zarkasyi, pimpinan pondok saat itu sering “menegur” para santri yang menggunakan “bahasa plesetan” ini agar menggunakan bahasa Arab yang lebih sesuai kaidah. Menurut Dr Adib Fuadi Nuriz MA MPhil yang baru diberikan amanah sebagai ketua umum Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Pondok Modern Gontor PP IKPM, kata Yahanu adalah bahasa bersama, kearifan lokal alumni Gontor yang ternyata memang menjadi “kekuatan” tersendiri bagi alumninya. Alumni Gontor diharapkan bisa memperkuat, mempertahankan, dan memajukan peradaban dengan nilai-nilai Gontor yang bisa mewarnai berbagai lini. Sangat menarik, ternyata Yahanu ini bukan hanya sekadar kata, tetapi sudah menjadi konsep filsafat hidup bagi banyak alumni Gontor. Melalui penelitian doktoralnya, Dr c. Saiful Amin MPd menemukan bahwa konsep “yahanu” mempunyai setidaknya empat dimensi, yaitu 1 kepercayaan diri yang dipicu oleh self esteem, 2 keberanian mencoba hal yang baru, 3 kesungguhan, kegigihan dan kerja keras, serta 4 keyakinan dan kemantapan diri untuk bertindak meraih tujuan. Dengan “yahanu”, alumni Gontor mempunyai kepercayaan diri yang penuh. Percaya diri yang tinggi membuat para alumni mampu berkiprah dalam berbagai bidang. Ditambah keberanian melangkah, faktor yahanu menjadi salah satu pendorong penting bagi kesuksesan seseorang. Tentu tidak berhenti di situ, ada kesungguhan, kerja keras serta kemantapan diri untuk istiqamah bertindak meraih tujuan. Dengan demikian, kata Yahanu menjadi konsep filsafat hidup yang membawa seseorang pada tingkatan kesuksesan lebih tinggi. Bagaimana konsep Yahanu ini dipraktikkan? Menurut Dr hc An Ubaedy, implementasi yahanu secara praktis bisa terbagi dua; yahanu yang “mardud” dan yahanu yang “mumtaaz”. Yahanu yang mardud adalah yahanu dalam konotasi negatif dan yahanu yang mumtaaz adalah yahanu dalam konteks positif. Yahanu yang “mardud”, tertolak adalah yahanu pada sebatas perasaan, feeling, insting, bahwa dia bisa. Kalau ditanya bisa atau tidak, dijawab dengan penuh keyakinan diri bahwa dia bisa. Padahal, hal itu hanya perasaaannya saja. Akhirnya hanya akan menjadi GR gede rumongso yang akhirnya malah menghancurkan. Sebaliknya, yahanu yang positif adalah yahanu yang diwujudkan dalam aktualisasi diri, membangun peran dan mengukir prestasi. Yahanu bermula dari merasa, lalu diwujudkan dalam berbagai kerja dan karya yang bermanfaat. Itulah yahanu yang mumtaaz. Dalam praktik ada yahanu mardud perasaan, feeling, insting bisa ada juga yahanu mumtaz yahanu yang berasal dari feeling pada aktualisasi diri, prestasi, dsb. Yahanu mumtaz ini pijakannya bisa ditemukan dari para pimpinan, dari Kiai Syukri, Kiai Hasan dan kiai lainnya yang bahasanya dibumikan pesannya kepada para santri. Yahanu menjadi penting sebagai modal dalam konteks yahanu mumtaz. Yahanu bisa membuat alumni Gontor berganti identitas dalam aktualisasi diri. Mahfudzot jarrib wa laahidz ini menjadi konsep awal yahanu mumtaz. Innaa fii maziyyatika aibak pesan dari Kiai Hasan Abdullah Sahal. Yahanu mardud harus ditekan sebagai kontemplasi untuk meningkatkan yahanu mumtaz sampai pada level nasional, bahkan internasional. Sementara itu, motivator Dr DH Ismail Al-Faruqi mengatakan, yahanu adalah bentuk afirmasi diri seseorang. Keyakinan bahwa dia mampu melakukan apa yang dilakukan dengan sebaik-baiknya. Gontor mendidik para santri, menginstall dengan nilai-nilai keberanian dan keyakinan melalui berbagai kegiatan, kompetisi, dan pendidikan berasrama ala Pondok. Hal itulah yang membuat alumni Gontor banyak meraih kesuksesan. Namun demikian, Prof M Din Syamsuddin PhD, anggota Badan Wakaf Pondok Modern Gontor mengingatkan, bahwa ada “yahanu” pada saat santri, dan ada pula “yahanu” pada saat menjadi alumni. Pada saat santri, “yahanu” ini penting sekali untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan keberanian melakukan sesuatu. Namun lebih banyak bersifat artifisial. Ketika selesai dari Gontor, menjadi alumni dan sudah terjun ke masyarakat, ada satu titik di mana tidak hanya berhenti pada “yahanu” saja, tetapi harus mengembangkan diri secara profesional sesuai bidangnya masing-masing. Dalam bahasa beliau, Yahanu is a process of becoming, not state of being. Adalah proses yang terus berkembang, bukan berhenti. Anak Gontor dididik dalam lingkungan yang terus berkembang, bukan menjadi insan yang berhenti, itulah the power of Yahanu. Karena itulah, bagi penulis sendiri, yahanu itu adalah proses awal. Ada keberanian dan keyakinan diri yang besar untuk memulai sesuatu. Namun demikian, tidak cukup hanya sampai di situ. Harus diikuti dengan upaya meningkatkan kemampuan dan kompetensi diri kalau ingin bersaing pada tingkat profesional. Kalau tidak, alumni Gontor hanya akan berkutat pada “yahanu” memiliki kepercayaan diri yang kuat, namun tidak akan bisa berbuat banyak karena kurangnya kompetensi untuk berkiprah di masyarakat.
10Kata-kata Hikmah Buya Hamka. Buya Hamka sering menjentik pemikiran, idea dan hati mereka yang membaca karyanya. 1. Bersyukurlah. 2. Jangan takut jatuh. 3. Jangan takut gagal. 4. Jangan takut salah. 5. Tenang dengan apa yang ada. 6. Kuatkan diri. 7. Positif dan aktif. 8. Kehidupan itu 9. Tentang keutamaan. 10. Tujuan hidup
Muslim Obsession – Bangsa Indonesia pernah mencatat sejarah kelam, yaitu ketika Partai Komunis Indonesia melancarkan aksinya memburu serta membunuh para jenderal dan ulama. PKI membabi-buta berupaya menghabisi orang-orang yang dekat dengan Islam, termasuk para pengasuh pondok pesantren. Seorang antropolog Amerika bernama Robert Jay yang mulai tahun 1953 turun ke Jawa Tengah menggambarkan kekejaman PKI. Robert antara lain mengungkapkan bahwa PKI menggunakan kekuatan untuk melenyapkan bukan saja para pejabat pemerintah pusat, tapi juga penduduk biasa yang merasa dendam. Mereka itu terutama ulama-ulama tradisionalis, santri dan lain-lain yang dikenal karena kesalihan mereka kepada Islam. “Mereka ini ditembak, dibakar sampai mati, atau dicincang-cincang, kadang-kadang ketiga-tiganya sekaligus. Masjid dan madrasah dibakar, rumah-rumah pemeluknya dirampok dan dirusak,” terangnya. Keganasan PKI juga merembet ke Ponorogo. Di Pondok Gontor, mereka memburu pimpinan KH. Ahmad Sahal dan KH. Imam Zarkasyi untuk dibunuh. Ahmad Ghozali Fadli, Wasekjen Forum Muballigh Alumni FMA Gontor dan Pelayan Pesantren Alam Bumi Al-Qur’an, Wonosalam, Jombang, menuliskan kembali kisah menegangkan pengrusakan Pondok Gontor dan upaya pembunuhan para kiai oleh para aktivis PKI. “Pondok Bobrok, Langgar Bubar, Santri Mati,” inilah yel-yel yang diteriakkan Partai Komunis Indonesia PKI Madiun pada tahun 1948. Sejak 18 September 1948, Muso memproklamirkan negara Soviet Indonesia di Madiun. Otomatis, Magetan, Ponorogo, Pacitan menjadi sasaran berikutnya. Kyai di Pondok Takeran Magetan sudah dihabisi oleh PKI. Sekitar 168 orang tewas dikubur hidup-hidup. Kemudian PKI geser ke Ponorogo. Dengan sasaran Pondok Modern Darussalam Gontor. KH. Imam Zarkasyi Pak Zar dan KH Ahmad Sahal Pak Sahal dibantu kakak tertua beliau berdua, KH Rahmat Soekarto yang saat itu menjabat sebagai Lurah desa Gontor, pun berembug bagaimana menyelamatkan para santri dan Pondok. “Wis Pak Sahal, penjenengan ae sing Budhal ngungsi karo santri. PKI kuwi sing dingerteni Kyai Gontor yo panjengan. Aku tak jogo Pondok wae, ora-ora lek dkenali PKI aku iki. Sudah Pak Sahal, Anda saja yang berangkat mengungsi dengan para santri. Yang diketahui Kyai Gontor itu ya Anda. Biar saya yang menjaga Pesantren, tidak akan dikenali saya ini,” kata Pak Zar. Pak Sahal pun menjawab “Ora, dudu aku sing kudu ngungsi. Tapi kowe Zar, kowe isih enom, ilmu-mu luwih akeh, bakale pondok iki mbutuhne kowe timbangane aku. Aku wis tuwo, wis tak ladenani PKI kuwi. Ayo Zar, njajal awak mendahno lek mati”. Tidak, bukan saya yang harus mengungsi, tapi kamu Zar. Kamu lebih muda, ilmumu lebih banyak, pesantren ini lebih membutuhkan kamu daripada saya. Saya sudah tua, biar saya hadapi PKI-PKI itu. Ayo Zar, mencoba badan, walau sampai mati”. Akhirnya, diputuskanlah bahwa beliau berdua pergi mengungsi dengan para santri. Penjagaan pesantren di berikan kepada KH Rahmat Soekarto. Berangkatlah rombongan pondok Gontor kearah timur menuju Gua Kusumo, saat ini dikenal dengan Gua Sahal di Trenggalek. Mereka menempuh jalur utara melewati gunung Bayangkaki. Pak Sahal pun berujar, “Labuh bondo, labuh bahu, labuh pikir, lek perlu sakyawane pisan,” Korban harta, korban tenaga, korban pikiran, jika perlu nyawa sekalian akan aku berikan”. Sehari setelah santri-santri mengungsi, akhirnya para PKI betul-betul datang. Mereka langsung bertindak ganas dengan menggeledah seluruh pondok Gontor. Tepat pukul WIB, PKI mulai menyerang pondok. Senjata ditembakkan. Mereka sengaja memancing dan menunggu reaksi orang-orang di dalam pondok. Setelah tak ada reaksi, mereka berkesimpulan bahwa pondok Gontor sudah dijadikan markas tentara. Pukul WIB, mereka akhirnya menyerbu ke dalam pondok dari arah timur, kemudian disusul rombongan dari arah utara. Tak lama kemudian datang lagi rombongan penyerang dari arah barat. Jumlah waktu itu ditaksir sekitar 400 orang. Dengan mengendarai kuda pimpinan tentara PKI berhenti didepan rumah pendopo lurah KH. Rahmat Soekarto. Mengetahui kedatangan tamu, lurah Rahmat menyambut tamunya dengan ramah, serta menanyakan maksud dan tujuan mereka. Tanpa turun dari kuda, pimpinan PKI ini langsung mencecar lurah Rahmat. Kemudian mereka meninggalkan rumah lurah Rahmat, nekat masuk tempat tinggal santri, lalu berteriak-teriak mencari kyai Gontor. “Endi kyai-ne, endi kyai-ne? Kon ngadepi PKI kene…” Mana Kyainya, mana kyainya? Suruh menghadapi PKI sini…. Karena tak ada sahutan, mereka pun mulai merusak pesantren. Gubuk-gubuk asrama santri yang terbuat dari gedeg bambu dirusak. Buku-buku santri dibakar habis. Peci, baju-baju santri yang tidak terbawa, mereka bawa ke pelataran asrama. Mereka menginjak-injak dan membakar sarana peribadatan, berbagai kitab dan buku-buku. Termasuk beberapa kitab suci Al-Qur’an mereka injak dan bakar. Akhirnya, PKI pun kembali kerumah lurah Rahmat, lalu berusaha masuk ke rumah untuk membunuh KH. Rahmat Soekarto. Mereka sambil teriak, “Endi lurahe? Gelem melu PKI po ra? Lek ra gelem, dibeleh sisan neng kene…!” Mana lurahnya? Mau ikut PKI apa tidak? Kalau tidak mau masuk anggota PKI, kita sembelih sekalian di sini. Namun, tak berapa lama sebelum mereka bisa masuk kerumah lurah Rahmat. Datanglah laskar Hizbullah dan pasukan Siliwangi. Pasukan itu dipimpin KH. Yusuf Hasyim, putra bungsu KH. Hasyim Asy’ari. Pasukan PKI itu akhirnya lari tunggang langgang, karena serbuan itu. Membiarkan Pondok Modern Darussalam Gontor dalam keadaan porak poranda. Semoga sejarah ini menjadi pengingat dan pelajaran berharga untuk perjuangan mempertahankan Islam, Pesantren, Bangsa dan Negara.
9 Tanpa permulaan, anda tidak akan sampai ke mana-mana. 10. Orang yang bijak mempelajari banyak perkara daripada musuhnya sendiri. 11. Semangat yang kuat mampu mengatasi apa sahaja cabaran yang datang. 12. Selagi kita mencuba dan berusaha, selagi itulah kita akan beroleh apa yang kita hajati. 13.
ilustrasi ki Hajar Dewantara. - Kata-kata bijak Ki Hajar Dewantara rasanya tepat untuk direfleksikan di Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2022. Ki Hajar Dewantara atau dengan nama lain Raden Mas Soewardi Soerjaningrat merupakan salah satu pahlawan yang turut memberikan andil bagi sejarah Kebangkitan Nasional. Ki Hajar Dewantara bersama dengan para penggagas Boedi Oetemo terus memberikan pergerakan yang berarti bagi persatuan bangsa Indonesia. Sejak berdirinya Boedi Oetomo, pergerakan yang lantas semakin kuat melabeli diri sebagai bangsa Indonesia itu pun terus bertumbuh dan berkembang. Maka dari itu, Ki Hajar Dewantara pun menjadi salah satu pahlawan yang mampu memberikan motivasi tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Dengan membaca kata-kata bijak Ki Hajar Dewantara, maka kita dapat senantiasa menghormati perjuangannya di masa penjajahan. Membagikan kata-kata bijak Ki Hajar Dewantara di Hari Kebangkitan Nasional juga dapat membangkitkan semangat orang-orang di sekitar Anda untuk kembali membangun Indonesia. Melansir dari berbagai sumber, berikut ulasan selengkapnya mengenai kata-kata bijak Ki Hajar Dewantara. 2 dari 7 halaman Kata-kata Bijak Ki Hajar Dewantara 1. "Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu." 2. "Percaya, tegas, penuh ilmu hingga matang jiwanya, serta percaya diri, tidak mudah takut, tabah menghadapi rintangan apapun." 3. "Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu." 4. "Di dalam hidupnya anak-anak adalah tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya, yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda." 5. "Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah." 3 dari 7 halaman Kata-kata Bijak Ki Hajar Dewantara tentang Budi Pekerti 6. "Dengan adanya budi pekerti, tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka berpribadi, yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri. Inilah manusia beradab dan itulah maksud dan tujuan pendidikan dalam garis besarnya." 7. "Guru adalah seorang pejuang tulus tanpa tanda jasa mencerdaskan bangsa." 8. "Amongsystem kita yaitu menyokong kodrat alamnya anak-anak yang kita didik, agar dapat mengembangkan hidupnya lahir dan batin menurut kodratnya sendiri-sendiri." 9. "Di dalam hidupnya anak-anak adalah tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya, yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda." 10. "Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk kehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggauta persatuan rakyat." 4 dari 7 halaman Kata-kata Bijak Ki Hajar Dewantara tentang Kemerdekaan 11. "Pengaruh pengajaran itu umumnya memerdekakan manusia atas hidupnya lahir, sedang merdekanya hidup batin terdapat dari pendidikan." 12. "Kekuatan rakyat itulah jumlah kekuatan tiap-tiap anggota dari rakyat itu. Segala daya upaya untuk menjunjung derajat bangsa tidak akan berhasil kalau tidak dimulai dari bawah. Sebaliknya rakyat yang sudah kuat akan pandai melakukan segala usaha yang perlu atau berguna untuk kemakmuran negeri." 13. "Orang yang mempunyai kecerdasan budi pekerti itu senantiasa memikir-mikirkan dan merasa-rasakan serta selalu memakai ukuran, timbangan dan dasar-dasar yang pasti dan tetap." 14. "Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani Di depan, seorang Pendidik harus memberi teladan yang baik, di tengah atau di antara Murid guru harus menciptakan prakarsa dan ide, Dari belakang Seorang Guru harus Memberikan dorongan dan arahan." 15. " Dengan adanya budi pekerti, tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka berpribadi, yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri. Inilah manusia beradab dan itulah maksud dan tujuan pendidikan dalam garis besarnya." 5 dari 7 halaman Kata-kata Bijak Ki Hajar Dewantara tentang Kekeluargaan 16. "Janganlah orang mengira bahwa dasar kekeluargaan itu mengizinkan kita melanggar peraturan. Kekeluargaan kita adalah sikap kita pada yang takluk kepada organisasi kita. Barang siapa dengan terang-terangan atau dengan sengaja mengabaikan. Wajiblah kita memandang dia sebagai orang luaran." 17. "Janganlah orang mengira bahwa dasar kekeluargaan itu mengijinkan kita melanggar peraturan. Kekeluargaan kita adalah sikap kita pada yang takluk kepada organisasi kita. Barang siapa dengan terang-terangan atau dengan sengaja mengabaikan. Wajiblah kita memandang dia sebagai orang luaran." 18. "Kekuatan rakyat itulah jumlah kekuatan tiap-tiap anggota dari rakyat itu. Segala daya upaya untuk menjunjung derajat bangsa tidak akan berhasil kalau tidak dimulai dari bawah. Sebaliknya rakyat yang sudah kuat akan pandai melakukan segala usaha yang perlu atau berguna untuk kemakmuran negeri." 19. "Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk kehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggauta persatuan rakyat." 20. "Hormatilah dalam pada itu segala adat istiadat yang kuat dan sehat, yang terdapat di daerah-daerah dan yang tidak mengganggu atau menghambat Persatuan Negara dan Bangsa Indonesia." 6 dari 7 halaman Kata-kata Bijak Ki Hajar Dewantara tentang Kebenaran 21. "Mempunyai ketetapan, tidak tergoyahkan, berisi dengan berilmu pengetahuan, hingga yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa apa yang dilakukannya adalah benar dan baik." 22. "Mempunyai ketetapan, tidak tergoyahkan, berisi dengan berilmu pengetahuan, hingga yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa apa yang dilakukannya adalah benar dan baik." 23. "Guru jangan hanya memberi pengetahuan yang perlu dan baik saja tetapi harus juga mendidik si murid akan dapat mencari sendiri pengetahuan itu dan memakainya guna amal keperluan umum. Pengetahuan yang baik dan perlu itu yang manfaat untuk keperluan lahir batin dalam hidup bersama." 24. "Di mana ada kemerdekaan di situ harus ada disiplin yang kuat. Sungguh disiplin itu bersifat self disiplin, yaitu kita sendiri mewajibkan dengan sekeras-kerasnya. Dan peraturan yang sedemikian itu harus ada di dalam suasana yang merdeka." 25. "Dengan ilmu kita menuju kemuliaan." 7 dari 7 halaman Kata-kata Bijak Ki Hajar Dewantara tentang Persatuan ©2020 Fithriansyah 26. "Guru jangan hanya memberi pengetahuan yang perlu dan baik saja tetapi harus juga mendidik si murid akan dapat mencari sendiri pengetahuan itu dan memakainya guna amal keperluan umum. Pengetahuan yang baik dan perlu itu yang manfaat untuk keperluan lahir batin dalam hidup bersama." 27. "Taman siswa menurunkan mutu pengajaran dan membawa kita kembali sepuluh tahun ke belakang! Memang kita harus kembali beberapa puluh tahun, kita amat mengingini untuk menemukan 'titik tolak' agar kita dapat berorientasi kembali kita telah salah jalan." 28. "Dalam berbicara seseorang harus tetap berpikiran jernih, hingga dapat mencetuskan ide-ide unggul dan berakhir dengan kemenangan." 29. "Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya." 30. "Pendidikan dan pengajaran di dalam Republik Indonesia harus berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia, menuju ke arah kebahagiaan batin serta keselamatan hidup lahir." [mta]
PenuhMakna, Ini 8 Kata-Kata Bijak KH Nasaruddin Umar. Penuh Motivasi, Ini 5 Kata-kata Bijak Buya Syafii Maarif. Penuh Makna, Ini 7 Kata-Kata Bijak KH Abdul Wahid Hasyim Putra Pendiri NU. Dalam hal ini, penulis akan memaparkan beberapa kata-kata hikmah dari beliau yang penuh makna dan patut dijadikan sebagai pedoman hidup sehari-hari, yakni
Syukur Alhamdulillah buku ini telah selesai ditulis. Ini merupakan buku edisi pertama dan Besar harapan kami, semoga buku ini bermanfaat. Hampir seluruh bab dalam buku ini berisi tentang nasehat-nasehat bekal kehidupan yang disarikan dari ceramah dan nasehat pimpinan pondok modern Darussalam Gontor. Buku ini terdapat 14 bab diantaranya Bab 1 Peradaban Give Bab 2 Jangan Majrur Bab 3 Merajut Masa Depan Bab 4 Nilai Berjuang Bab 5 48 Nasehat Trimurti Gontor Bab 6 Belajar dari Riwayat Orang Besar Bab 7 Pelajaran untuk Pemimpin Bab 8 Menularkan kebaikan Bab 9 Toto Titi Tatak Tutuk Bab 10 Hanya Seceduk Tangan Bab 11 Sibghah Gontoriyah Bab 12 Kesederhanaan dan Kemodernan Bab 13 Berdisiplin Bab 14 Dianggap dan Merasa Semoga buku ini dapat menghilangkan dahaga nilai-nilai kehidupan. Tiada gading yang tak retak, tidak hanya the best tapi even the best can be impove. Syukron Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 NILAI-NILAI KEHIDUPAN YANG TELAH DIAJARKAN KYAI GONTOR AHMAD SUHARTO DAN ANDI TRIYAWAN 3 Judul Peradaban Give NILAI-NILAI KEHIDUPAN YANG TELAH DIAJARKAN KYAI GONTOR PENULIS AHMAD SUHARTO ANDI TRYAWAN UKURAN BUKU 14,8 CM X 21 CM Penerbit Namela Grafika ISBN 978-623-91113-6-6 4 DAFTAR PUSTAKA BAB 1 PERADABAN GIVE .............................................................. BAB 2 JANGAN MAJRUR .............................................................. BAB 3 MERAJUT MASA DEPAN .................................................... BAB 4 NILAI BERJUANG................................................................. BAB 5 48 NASEHAT TRIMURTI GONTOR ...................................... BAB 6 BELAJAR DARI RIWAYAT ORANG BESAR .......................... BAB 7 PELAJARAN UNTUK PEMIMPIN ......................................... BAB 8 MENULARKAN KEBAIKAN ............................................... BAB 9 TOTO TITI TATAK TUTUK ................................................ BAB 10 HANYA SECEDUK TANGAN ........................................... BAB 11 SIBGHAH GONTORIYAH ................................................ BAB 12 KESEDERHANAAN DAN KEMODERNAN ........................ BAB 13 BERDISIPLIN ................................................................. BAB 14 DIANGGAP DAN MERASA ............................................. 5 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah buku ini telah selesai ditulis. Ini merupakan buku edisi pertama dan Besar harapan kami, semoga buku ini bermanfaat. Hampir seluruh bab dalam buku ini berisi tentang nasehat-nasehat bekal kehidupan yang disarikan dari ceramah dan nasehat pimpinan pondok modern Darussalam Gontor. Buku ini terdapat 14 bab diantaranya Bab 1 Peradaban Give Bab 2 Jangan Majrur Bab 3 Merajut Masa Depan Bab 4 Nilai Berjuang Bab 5 48 Nasehat Trimurti Gontor Bab 6 Belajar dari Riwayat Orang Besar Bab 7 Pelajaran untuk Pemimpin Bab 8 Menularkan kebaikan Bab 9 Toto Titi Tatak Tutuk Bab 10 Hanya Seceduk Tangan Bab 11 Sibghah Gontoriyah Bab 12 Kesederhanaan dan Kemodernan Bab 13 Berdisiplin Bab 14 Dianggap dan Merasa Semoga buku ini dapat menghilangkan dahaga nilai-nilai kehidupan. Tiada gading yang tak retak, tidak hanya the best tapi even the best can be impove. Syukron wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh Mantingan, 09 April 2019 Penulis 7 PERADABAN GIVE Give...give...give... kata-kata ini sangat sering sekali disampaikan oleh KH Hasan Abdullah Sahal dalam beberapa pidato. Jika kita telusuri ternyata peradaban Islam itu terbangun karena adanya peradaban memberi. Jika kita analysis tentang sejarah adanya wakaf dalam dunia Islam, itu berawal dari keinginan untuk memberi. Bahkan dalam Al Qur’an, Allah SWT mensyariatkan perintah untuk memberi dengan banyak imbalan yang Allah akan berikan dan itu berlipat-lipat. Dalam ayat lainnya bahkan Allah menganggap itu sebagai pinjaman, yang mana Allah sendiri yang akan membayarnya. Padahal secara logika Allah maha kaya dan tidak butuh pinjaman, apalagi dari makhluknya. Dalam sejarah perang Tabuk, tidak hanya sahabat kaya saja yang menyumbangkan hartanya, bahkan ada sahabat yang hanya punya 5 biji kurma kering ia berikan untuk bekal berjihad. Sehingga tidak ada satu sahabatpun yang tidak memberi saat itu. Maka inilah peradaban yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW. Selain itu, jika kita melihat Pendiri Gontor telah mewakafkan pondoknya kepada umat Islam disaat beliau pada posisi kekurangan 8 harta. Tidak bisa kita bayangkan, karena biasanya orang berwakaf itu karena ia memiliki kelebihan kekayaan yang berlimpah, kemudian sebagiannya ia wakafkan. Namun pendiri Gontor dengan tulus mewakafkan pondoknya untuk umat Islam. Dan ternyata keberkahan dari amal baik memberi itu sangat menakjubkan. Allah jaga dan lindungi pondok ini sampai sekarang, padahal banyak pondok pesantren yang tidak kuat kemudian tutup. KH Hasan Abdullah Sahal selalu menyampaikan, di Gontor tidak ada take and give, give and take apalagi take, yang ada hanyalah give-give-give and give. Yang harus kita ingat adalah seberapa besar usaha yang kita berikan kepada pondok ini, bukan seberapa besar yang kita dapat dari pondok ini. Kita sebagai alumni harusnya faham akan hal tersebut. Setelah pulang berjuang di masyarakat, kemudian bertanya pada diri sendiri, seberapa besar kiprah dan jasa yang kita berikan untuk masyarakat. Bahkan ajaran dari peradaban give itu sendiri sejalan dengan wejangan dari almarhum KH Imam Zarkasyi yaitu orang besar adalah orang yang mengajar ngaji di surau kecil di pelosok desa terpencil bahkan di gunung-gunung atau lembah-lembah yang jauh dari kota. 9 Lebih dari itu, mengajar ngaji itu adalah memberi ilmu, jika di desa yang terpencil maka pengorbanannya akan sangat besar sekali. Tidak mungkin mengharap gaji, sehingga benar-benar mengajar itu tidak ada interest sedikitpun kecuali hanya ridlo Allah SWT. Mendengarkan wejangan seperti ini, saat kita berada di pondok merupakan hal yang sangat biasa sekali. Namun jika kita berada diluar, hal itu pasti dan pasti akan bergesekan dengan interes pribadi. Tidak mau mengajar ngaji karena sibuk bekerja sehingga sudah tidak ada waktu lagi. Terkadang ada masalah hitung-hitungan, mengajar dikampung sebelah lebih tinggi gajinya daripada di daerah pelosok terpencil sehingga mencederai keikhlasan. Maka itulah tantangan dari membangun jiwa “memberi”. Anak Gontor mempunyai ciri khas yaitu berjuang tanpa pamrih, totalitas dan maksimalis. 11 Suatu ketika kami mengikuti sebuah pertemuan bersama ustadz-ustadz di Gontor Putri 2 dalam rangka acara waqiroh kedatangan kader Gontor dari Ponorogo. Dalam Munasabah tersebut, Al ustadz Imam Sobari memberikan nasehat kepada kami semua yang datang saat itu dengan Istilah yang sangat luar biasa yaitu “Jangan Majrur”. Jangan Majrur itu artinya jangan pasif, harus aktif. Tanggap dalam setiap kegiatan. Jangan biasakan bergerak kalo diperintah, tidak punya inisiatif. Generasi Robot, jika tidak dipencet tombolnya maka akan mati, begitupula jika tidak disuruh tidak bergerak. Setelah disuruhpun itu, kerjanya asal-asalan tidak punya ruh. Seperti zombi, mayat hidup, yang hidupnya “naudzubillah” malah merugikan orang lain. KH Abdullah Syukri memberikan teladan yang luar biasa bagi santri-santrinya. Beliau bergerak dan menggerakkan. Kesalahan pertama kenapa orang bisa menjadi majrur adalah karena ia tidak pernah merencanakan waktu. Sehingga tidak tahu apa yang akan dilakukan setiap menitnya dalam hidup ini. Memang setiap hari bangun pagi tapi selalu saja, tidak ada rencana apa yang akan dilakukan hari itu. Sehingga banyak waktu kosong yang sebenarnya 12 jika digunakan untuk melakukan sesuatu akan memberikan kebaikan kepada lainnya. Sekali lagi, jangan majrur artinya harus punya jiwa tanggap. Baik dalam kegiatan maupun muamalah harian. Anggota yang majrur dalam kegiatan, itu anggota yang tidak memiliki inisiatif. Seringkali lebih memilih kabur daripada bertugas. Jika dibutuhkan, sangat sulit sekali untuk dihubungi, dengan banyak alasan, hp lowbet, pulsa data habis dan lain sebagainya merangkai seribu alasan hanya karena ingin meninggalkan tugas. Orang yang majrur itu sangat mengesalkan sekali, membuat capek yang lainnya. Maunya milih pekerjaan yang ringan-ringan saja, dan jika ada pekerjaan yang dirasa berat, maka berlomba-lomba untuk mundur dan berusaha dengan sekuat daya, upaya bahkan tipu-tipu sedikit untuk menunjuk orang lain yang melaksanakannya. Ini adalah generasi kerdil, yang punya kebiasaan berbuat selalu minimalis. Ibadah minimalis, sholat fardlu tapi tidak pernah sholat qobliyah ba’diyah. Setiap tahun hanya puasa Ramadhan saja, puasa sunnah tidak pernah dilakukan. Sedekah Cuma zakat fitrah, memasukkan uang ke kotak amal masjid atau sedekah lainnya sangat 13 jarang sekali. Membantu teman hanya saat mood saja, kalo moodnya tidak ada maka tidak mau menolong sesama. Ciri lainnya generasi kerdil adalah sholat shubuhnya tidak pernah bertambah baik, selalu diakhir waktu atau bahkan matahari sudah terbit. Sehingga ada kesan aneh jika sholat shubuh diawal waktu. Jangan jadi Mahasiswa majrur Santri majrur adalah santri yang sering mager males gerak santri yang tidak punya inisiatif, tidak memiliki kreatifitas. Jika diberi tugas, membuat 1000 alasan untuk lari dari tugas. Setiap harinya hanya bisa mengeluh saja. Kalo belajar selalu malas, jika ikut kegiatan hanya untuk menggugurkan kewajiban. Sehingga hanya melek walang kata ustadz Syukri. Berkegiatan tapi tidak pernah mengambil pelajaran dalam setiap kegiatan, akibatnya tidak menjadikan dirinya dewasa, dewasa dalam bertindak, dewasa dalam bermuamalah, dewasa dalam berorganisasi, dewasa dalam menyikapi segala hal dalam kehidupan. Banyak orang yang menurut usia sudah dianggap dewasa namun dalam berfikir selalu seperti anak kecil. Itu dikarenakan lemah jiwanya, lemah rohaninya, lemah mentalnya. Maunya hidup 14 yang enak-enak saja, jika menemukan kesulitan sedikit, maka langsung ditinggalkan. Inilah yang menjangkiti generasi milenial kita saat ini. Pinginnya kalo bisa nggak harus sekolah tinggi atau kerja keras tapi punya uang banyak. Gara-gara melihat beberapa youtuber yang sukses, kemudian malas untuk sekolah tinggi. Ingat anakku, dunia ini bukan hanya untuk mencari uang saja. Tapi bagaimana hidup ini mau beribadah lebih banyak dan menjadi probadi yang bermanfaat lebih banyak untuk sesama. Jangan punya cita-cita untuk menjadi artis terkenal, yang setiap harinya mengekspos diri di media sosial, sehingga lupa jika itu semua fatamorgana. Jadilah ulama yang intelek, maka namamu akan dikenang. Tetapi jadi artis yang terkenal, akan sebentar dikenang manusia, bahkan bisa jadi dicerca banyak netizen. Mulai sekarang rubahlah diri kalian untuk tidak menjadi generasi Majrur, generasi pasif, yang tidak punya inisiatif, tidak kreatif, akhirnya yang dilakukan selalu negatif. Gerakkan fikiran kalian, gerakkan jiwa kalian, gerakkan diri kalian, buka mata, buka hati. 15 Mulai detik ini, teriakkan lantang dalam hati kalian, aku akan menjadi pribadi yang aktif, yang tidak pernah kosong dalam kegiatan. Setiap ada waktu kosong, ambil buku, baca !!!. 16 BAB 3 MERAJUT MASA DEPAN 17 KH. Imam Zarkasyi adalah sosok panutan yang harus di teladani, ini lah pesan-pesan dari beliau untuk para santri-santrinya A. Jangan kecil hati menghadapi “masa depan” khususnya dalam hal usaha mencari “sandang – pangan” atau “nafqah hidup”. Sumber – sumber rizqi masih amat banyak sekali , yang banyak itu mungkin selama ini sudah diketahui, tetapi tidak diperhatikan. Maka terlebih dahulu kami ingatkan Jangan fanatik kepada salah satu pekerjaan, atau salah satu jalan mencari rizqi yang halal itu, sekali lagi jangan fanatic. Kefanatikan kepada sesuatu itulah yang sering menutup mata, sehingga tidak mau memperhatikan kepada yang lain. Padahal selain yang difanatiki itu, masih amat banyak, dan lebih baik dan lebih cepat. Fanatic pasar umpamanya, juga tidak baik. Karena fanatik itu, mata tidak mau melihat pada yang lain, jika yang fanatiki itu terhalang, atau gagal, maka menjadi kecewa. Kecewanya karena sudah fanatic menjadi terlalu. Terlalu kecewa bisa merusak badan, bisa merusak 18 pikiran, salah bisa menjadi gila. Begitulah pula terhadap pada sesuatu pekerjaan. Sekiranya ada yang fanatic menjadi pegawai negeri, maka sekira tidak berhasil, atau berhasilnya kecil, dia merasa dunianya gelap atau sempit. Ini suatu perasaan dan pendapat yang sangat salah. Jadi andaikata menemui rintangan atau menemui jalan buntu sama sekali, jangan bingung, dan jangan buta. Bukalah matamu, pandanglah dunia ini masih luas. B. Jangan kecil hati menghadapi masa depan Hidup Marilah kita hadapi kehidupan ini dengan segala kesadaran dan keberanian. Jadi namanya berani hidup. Keberanian ini bukan berarti keberanian yang ngawur asal berani, akan tetapi dengan keberanian yang sudah diperhitungkan. Supaya selalu diingat bahwa sumber – sumber rizqi, kunci – kunci usaha masih amat banyak. Sebagian kecil akan kamu lihat dalam rihlah. Meskipun nanti akan kamu lihat beratus – ratus perusahaan tetapi itu sebagian kecil. 19 Dengan usaha – usaha itu orang bisa berhasil untuk hidup bahkan bisa sampai menjadi kaya raya. Mengapa takut hidup ? Mengapa kecil hati ? Ingat modalmu cukup a. Tubuhmu masih utuh, tidak kurang. b. Otakmu masih waras, bahkan sudah berilmu. c. Pribadimu dan kehormatan itu masih utuh, belum tercela. d. Sifat kejujuranmu masih utuh pula. Mengapa takut hidup ? Sekarang yang kamu bina adalah mentalmu. Mental yang mau bekerja, mental yang tidak cari enak saja. Mental kejujuran, jadilah “WIRA” dimana saja. C. Mencari Bahagia. Yang biasa pada umunya yang dicari ada ialaha kebahagiaan. Dalam hal ini lebih dahulu kita harus mengerti bahwa kebahagiaan di dunia ada dua 20 1. Kebahagiaan lahir / kemakmuran lahir. 2. kebahagiaan batin / Kemakmuran batin. Untuk mencapai kebahagiaan lahit memerlukan kemakmuran atau kebendaan. Kemakmuran atau kekayaan harta benda, tudak mutlak dapat menjadi kebahagiaan yang sebenarnya. Orang tidak merasa aman dan tenteram, umpamanya yang selalu terasa terancam atau dikejar – kejar musuh, yang tampak dan yang tidak tampak juga yang tidak putus dirundung kemalangan, berupa penyakit fisik atau penyakit rohani dan seterusnya, tidak akan dapat merasakan kebahagiaan yang sebenarnya. Adapun modal untuk mencari kemakmuran batin ialahh Iman. Didunia ini memang kenyataannnya ada orang kaya yang hartanya banyak dan ada orang miskin atau tidak kaya, hartanya sedikit. Seorang yang berbudi atau yang mu’min, tidak iri atau dengki, tetapi berkata pada dirinya sendiri “Biarkan kami miskin harta, asal jangan miskin jasa” “Biar kami miskin benda lahiriyah, asal jangan miskin budi, jasa atu amal”. 21 Seorang mu’min akan merasa bahagia, apabila ia beramal dan merasa bahagia kalau telah dapat untuk kebaikan masyarakat. Seorang mu’min selalu merasa bersyukur karena menyadari karunia Allah yang amat banyak, atau dirasakn sangat banyak. Jadi setiap hari haruslah bersyukur dan gembira. D. JANGAN MENGANDALKAN ORANG TUA Kalau ada orang yang kaya, belum tentu anaknya akan menjadi kaya juga. Kita bisa melihat kenyataan yang sebaliknya didalam masyarakat. Orang tua bisa kaya karena mental dan ilmunya. Apabila mental dan ilmunya tidak diwariskan bagaimana sang anak akan menjadi kaya. Barang siapa yang menjadi anaknya orang kaya jangan sembrono,”ojo ndumeh” mentang – mentang anaknya seorang kaya raya akan menjadi kaya juga tidak !! sebaliknya anak orang miskin, dengan mental yang kuat dan meningkat dan dengan pendidikan kesederhanaannya tidak mustahil akan menjadi orang yang kaya raya. E. HARAPAN KAMI. 22 Adapun harapan kami, setingkat lebih dari itu semuanya. Anak – anakku ini, kami timang – timang kami harap – harapkan dalam bahasa jawanya kami golo – golokan supaya menjadi pemuda yang diandalkan sebagai pemuda pejuang yang mempunyai rasa tanggung jawab atas kesejahteraan umat dan kemajuan agama yang tidak untuk diri sendiri. Dalam kehidupan akan kita temui hama – hama perjuangan, yang lazim berbentuk harta, wanita, tahta atau pangkat. Ini seperti wereng manusia. Semoga anak – anakku dapat berjuang benar – benar, dapat diandalkan dan tahan wereng. 24 Orang yang tidak MAU APA-APA, tidak akan MENDAPAT APA-APA, maka ia tidak akan BISA APA-APA, dan akhirnya pun, ia tidak akan JADI APA-APA. Kh. Abdullah Syukri Zarkasyi Dalam pandangan saya, seluruh santri dan guru adalah calon pemimpin, maka kami memperlakukan mereka sebagai orang-orang penting, berharga, dan terhormat, bukan lagi sebagai orang biasa, apalagi pembantu atau karyawan. Kh. Abdullah Syukri Zarkasyi Pemimpin di Gontor adalah pendidik yang setiap saat mengarahkan, memberikan tugas, melatih, mengawal, memberikan tauladan dan mendoakan. Kh. Abdullah Syukri Zarkasyi Hanya pejuanglah yang tahu arti sebuah perjuangan, dan hanya orang-orang pentinglah yang tahu arti sebuah kepentingan. Kh. Abdullah Syukri Zarkasyi Pemimpin yang mengkader berarti pemimpin yang tidak takut disaingi, berarti juga pemimpin yang senang apabila muncul orang-orang yang lebih baik dari dirinya untuk nantinya bisa melanjutkan kepemimpinannya. Kh. Abdullah Syukri Zarkasyi Dalam pengalaman memimpin Gontor selama 25 tahun lebih ini, tugas yang paling banyak menyita waktu adalah mengkader para 25 santri dan guru. Memanggil, mengarahkan, memberikan tugas dan mengawalnya setiap saat. Kh. Abdullah Syukri Zarkasyi Jadilah manusia! Kuat iman, kaya ilmu, kaya jasa dan kaya harta. Semoga dirimu sama dengan seribu orang bahkan sejuta. Kh. Abdullah Syukri Zarkasyi Orang besar adalah orang-orang yang berada dikampung atau surau kecil, tetapi dia mendidik dan berjuang dengan penuh keikhlasan, istiqomah, dan kesungguhan, yang tidak kalah surganya dengan orang-orang ditingkat nasional. Kh. Abdullah Syukri Zarkasyi Siapapun yang hidup di Gontor harus mengalami proses kepemimpinan. Siap memimpin dan siap dipimpin dengan segala keikhlasannya. Kh. Abdullah Syukri Zarkasyi Tidak berlaku! orang diberi tahu, atau dikasih tahu, diberi tugas dan dikasih tugas. Yang berlaku adalah siapa yang banyak mengambil inisiatif, mencari pekerjaan atau tugas, dialah yang akan mendapatkan banyak keuntungan. Kh. Abdullah Syukri Zarkasyi Tidak dijamin kalau kyainya kaya, pondoknya akan maju, artinya pimpinan lebih banyak berkorban untuk kemajuan pondoknya. Karena apabila pondoknya maju, maka kiyai atau pimpinannya akan ikut maju. Dan apabila pondoknya berkembang, 26 maka guru-guru pun akan berkembang. Kh. Abdullah Syukri Zarkasyi Apabila dalam tempo 5 tahun atau 8 tahun, seorang pemimpin tidak ada prestasi, berarti dia tidak pernah ada kerja keras. Kh. Abdullah Syukri Zarkasyi Banyak jalan menuju kesuksesan, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Dan kuncinya adalah berpikir keras, bekerja keras, bersabar keras, dan berdoa keras. Kh. Abdullah Syukri Zarkasyi Kerjakanlah hal-hal besar, maka kalian akan jadi orang besar. Kh. Abdullah Syukri Zarkasyi Kalau pengen belajar sukses, banyak-banyaklah belajar dan membaca biografi dari orang-orang yang sudah sukses. Kh. Abdullah Syukri Zarkasyi Pendidikan tidak bisa hanya dengan omongan perkataan, pendidikan tidak bisa hanya dengan pelajaran saja, tetapi pendidikan juga harus dengan bermacam-macam kegiatan. Kegiatan itu adalah dengan Panggung Gembira, Drama Arena, Olahraga, Seni, Kepanduan, kepramukaan dan lain sebagainya. Kh. Abdullah Syukri Zarkasyi. 27 BAB 5 48 NASEHAT TRIMURTI GONTOR 28 1. Bondo bahu pikir lek' perlu sa nyawane pisan. KH ahmad Sahal 2. Indonesia omahku, Asia tegal sawahku, Amerika planconganku. KH Ahmad Sahal 3. Yen wanio ing gampang, wedi ing pakewuh, sebarang or kelakon, jer besuki mowo beo. KH Ahmad Sahal 4. Andaikata muridku tinggal satu, akan tetap kuajar, yang satu ini sama dengan seribu, kalaupun yang satu ini pun tidak ada, aku akan mengajar dunia degan pena. KH Imam Zarkasyi 5. Ya, Allah dari pada akau melihat bagkai Pondokku, pundutlah matikanlah aku lebih dahulu. KH Ahmad Sahal 6. Satrio panindito, sugih tanpo bondo, ngulurug tanpo bolo, digdoyo tanpo aji-aji, menang tanpo ngasorake. KH Ahmad Sahal 7. Lewih becik mikul dawet karo rengeng-rengeng katimbang numpak mobil karo mrebes mili. KH Imam Zarkasyi ini dari kata-kata Ki Hajar Dewantara. 8. Kalau saya punya santri mau berjuang kedesanya, membina dakwah dalam desa itu, anak seperti itu cukup besar bagi saya. KH Imam Zarkasyi 29 9. He, Anakku KH Idham Khalid dan kawan-kawan setelah kamu tamat dari sini, kelanjutanmu ke Salim Nabhan Surabaya. KH Imam Zarkasyi lanjut 10. Dalam menjalankan tugas pengabdian anankanda supaya berpegang Toto, titi, tatag, tutug. KH Ahmad sahal 11. Sebesar keinsyafanmu sebesar itu pula keuntunganmu. KH Imam Zarkasyi 12. Hati-Hati harta, tahta dan wanita. KH AHMAD SAHAL 13. Pondok ini supaya tetap berpegang "Berdiri diatas dan untuk semua golongan." TRIMURTI 14. Motto pendidikan "Berbudi tinggi berbadan sehat, berpengetahuan luas, berpikiran bebas." TRIMURTI 15. Pondok supaya teteap berpegang teguh pada Panca Jiwa Pondok, yaitu ; Keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah Islamiyah, kebebasan .TRIMURTI 16. Hidup sekali hiduplah yang berarti. KH Imam Zarkasyi 17. Jadilah Ulama yang intelek bukan intelek yang tahu agama. KH Imam Zarkasyi 30 18. Patah Tumbuh hilang berganti. KH Imam Zarkasyi 19. Sesudah keluar atau bebas dari tawanan PKI Pak Sahal mengatakan " Nyawa saya, nyawa turahan sisa yang paling nikmat adalah shalat dimasjid saya KH Ahmad Sahal 20. Berjasalah tapi jangan minta jasa. KH Imam Zarkasyi 21. Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja. KH Ahamad Sahal 22. Anak-anaku jangan sekali-kali punya sifat "adigang adigung adigna". KH Ahmad Sahal 23. Bila kamu menjadi pejabat pemimpin jangan bersikap ojo dumeh merasa hebat, tinggi dan merendahkan orang lain . KH Ahmad Sahal 24. Wong Urip, marani pati, jerone urip, toto pirantine KH Ahamad Sahal 25. Kalau kamu pergi, pergilah yang jauh yang dekat terlalui.KH Imam Zarkasyi 26. Ojo suko pari suko, olo watake wong suko, nyudo kaprayitaning batin KH Ahmad Sahal 31 27. Bahwa Pondok ini telah diwakafkan resmi pada tahun 1958. TRIMURTI 28. Untuk meneruskan dan memeperjuangkan pondok perlu ada program maka dirumuskanlah Panca Jangka Pondok Modern Gontor pada akhir tahun 1948, yaitu 1. Pendidikan dan Pengajaran, 2. Khizanatullah, 3. Pergedungan dan peralatan, 4. Kaderisasi, 5. Kesejahteraan keluarga Pondok. 30. Dasar pemikiran diadakannya Pekan perkenalan adalah Janganlah kehilangan tongkat yang kedua kalinya peristiwa 19 Maret 1967. KH Imam Zarkasyi 31. Mengenai calon istri kader/Guru, KH Ahmad Sahal mengatakan "Calon Istri yang akan kesini itu ngrewangi opo ngrusuhi ?". KH Ahmad Sahal 32. Dalam mengembangkan Pondok ini, supaya selalu hati-hati KH Imam Zarkasyi 33. Pondok ini perpaduan /sintesa empat unsur ; 1. Al-Azhar, 2. Syanggit, 3. Santiniketan, 4. Aligarh. TRIMURTI 34. Tidak boleh lengah dalam urusan Administrasi, harus selalu waspada setiap detik . KH Imam Zarkasyi 32 35. Administrasi yang rapi, mutlak perlu wajib untuk menjaga kepercayaan. KH Imam Zarkasyi 36. Ada uang bisa membangun, ada uang tidak membangun berarti tidur nyenyak, tidak bekerja, uang habis, tidak ada bangunan sama dengan korupsi KH Imam Zarkasyi 37. Syekh Hasan Al-Baquri Menteri wakaf mesir telah datang ke Gontor " Yang menjamin kelestaraian pondok bukanlah gedung-gedung yang megah, santri-santri yang banyak, guru-gurunya yang hebat tetapi filsafatnya. TRIMURTI 38. Ketika Syekh Ahmad Syantuth Rektor Al-Azhar datang ke Indonesia berjabat tangan dengan KH Ahmad Sahal dan KH Imam Zarkasyi "Beliau mengatakan supaya di Indonesia ini ada seribu 1000 Gontor" . 39. Anak-anaku, kalau kamu ingin mengetahui sesuatu, ajarkanlah sesuatu itu kepada Orang lain. KH Imam Zarkasyi 40. Mengerjakan apapun, yang penting adalah sunggh-sungguh, Tenanan. KH Ahmad Sahal 41. Kunci keberhasilan Guru dalam mengajar adalah kecintaan sang guru kepada muridnya kalau seorang guru benar-benar mencintai 33 muridnya ia tentu akan mujahadah lahir dan bathin, segala cara akan dicapai, maka ahirnya tentu akan mendapatkan cara/methode yang tepat, sehingga murid dapat menerima ilmu yang diajarkannya . KH Ahmad Sahal 42. Kalau makan, minum dan tempat tidur saya lebih baik daripada makan, minum dan tempat tidur anak-anak saya santri saya supaya anak-anak protes. KH Ahmad Sahal 43. Saya malu kalau rumah saya lebih baik dari pada Masjidnya. KH Ahmad Sahal 44. Janganlah kami dan Pondok kami ini, kamu jadikan seperti wc, hanya dikunjungi bila ada keperluan saja . KH Imam Zarkasyi 45. Kamu adalah orang-orang yang berharga, tapi jangan minta dihargai, kalau minta dihargai harga dirimu habis sepeser pun tidak ada. KH Imam Zarkasyi 46. Kalau kamu mengajarkan suatu mata pelajaran niatilah kamu jadi profesor dalam mata pelajaran itu. KH Imam Zarkasyi 47. Kalau kamu datang pada suatu tempat kamu sudah punya wibawa, tinggal memelihara wibawa itu, kalau salah langkah 34 wibawamu akan turun, bahkan bisa hilang sama sekali . KH Imam Zarkasyi . 48. Kalau kamu hidup itu hanya untuk hidup senang, cukup sandang pangan, punya rumah dan isteri, lalu punya anak, kalau hanya itu saja, itu sama dengan kambing. KH Imam Zarkasyi . 35 BAB 6 BELAJAR DARI RIWAYAT ORANG BESAR 36 Hari itu, dengan menumpang delman, seorang ibu dengan tiga putra kecilnya menembus hutan belantara Ponorogo, Jawa Timur. Mereka tengah memenuhi panggilan seorang bangsawan di Kadipaten Ponorogo. Sepanjang perjalanan, sang ibu tak berhenti bertanya-tanya; untuk apa kiranya mereka dipanggil?. Sampai di kediaman sang bangsawan yang tak lain adalah kakak ipar sang ibu, ketiga bocah tersebut dipanggil masuk ke dalam sebuah kamar dan diminta membaca ayat-ayat Alquran. Beberapa saat kemudian, bangsawan itu keluar. Ia berpesan pada adik iparnya untuk mendidik ketiga putranya sebaik mungkin, untuk menyelamatkan pesantren yang pernah didirikan leluhurnya. Mandat itu berubah menjadi sebuah beban di dada sang ibu, yang dibawanya pulang bersama ketiga putra kecilnya. Sang ibu adalah Nyai Sudarmi Santoso, istri pimpinan sebuah pesantren di Jawa Timur. Sang Kiai, Santoso Anom Besari, wafat pada usia yang masih muda. Ketiga bocah kecil tadi adalah tiga putra terkecilnya. Seorang diantaranya bernama Imam Zarkasyi, kini dikenal sebagai salah satu pendiri Pondok Modern Gontor. Imam Zarkasyi dilahirkan pada 21 Maret 1910 di sebuah desa bernama Gontor, Ponorogo. Kala itu, ia dibawa ibunya ke 37 kadipaten kabupaten Ponorogo bersama dua kakak laki-lakinya, Ahmad Sahal 1901-1977 dan Zainuddin Fananie 1908-1967. Zarkasyi adalah bungsu dari tujuh bersaudara. Empat kakak tertuanya terdiri dari satu orang kakak laki-laki anak pertama dan tiga orang kakak perempuan. Ayah Zarkasyi, Kiai Santoso, adalah pimpinan generasi ketiga sebuah pesantren yang kini disebut Gontor Lama. Setelah sang ayah meninggal, pesantren itu vakum. Karena itu, Zarkasyi bersama kedua kakak laki-lakinya sejak kecil diwanti-wanti sang paman untuk bisa meneruskan kehidupan pesantren yang mati suri sejak kematian ayahnya. Tahun 1920, hanya dua tahun setelah kematian Kiai Santoso, ibunda Zarkasyi meninggal. Sepeninggalnya, ketujuh putra-putrinya bermusyawarah. Dalam musyawarah tersebut, Zarkasyi dan kedua kakaknya mengusulkan agar harta peninggalan kedua orang tua mereka tidak diusik hingga sepuluh tahun ke depan. Hal itu, menurut mereka, adalah demi masa depan pendidikan mereka demi melanjutkan cita-cita leluhur mereka menghidupkan pendidikan Islam melalui pesantren. 38 Usul disepakati. Dan sejak itu tanah peninggalan orang tua mereka dikelola oleh saudara laki-laki tertua, Rahmat Soekarto. Hasilnya digunakan untuk membiayai studi Zarkasyi dan kedua kakaknya. Zarkasyi menempuh pendidikan dasar di Sekolah Ongko Loro Jetis, Ponorogo, sambil nyantri di Pondok Josari dan Joresan Ponorogo. Lulus dari Sekolah Ongko Loro 1925, sesuai pesan ibunya, ia memperdalam ilmu agama di Pesantren Jamsaren Solo, kali ini sambil menyelami pendidikan di Sekolah Mamba’ul Ulum di kota yang sama. Kemudian ia melanjutkan ke Sekolah Arabiyah Adabiyah, masih di Solo. Di sekolah pimpinan Al-Hasyimy itu, ia memperdalam kemampuan bahasa Arabnya sampai tahun 1930. Di antara guru yang banyak mendidik, membimbing, dan mendorong Zarkasyi selama belajar di Solo adalah Ustad Hasyimy, seorang bekas pejuang Tunisia. Tak lama setelah menyelesaikan pendidikannya di Solo, KH Imam Zarkasyi melanjutkan ke Kweekschool sekolah guru di Padang Panjang, Sumatera Barat, sampai 1935. Sekitar tahun 1935. KH Imam Zarkasyi menyelesaikan studinya di Padang Panjang. 39 Ia lalu dipercaya gurunya, Mahmud Yunus, untuk menjadi guru dan direktur di perguruan tersebut selama satu tahun. Ia kemudian pulang ke Ponorogo dan pada 19 Desember 1936 5 Syawal 1355 mendirikan Kuliyyatul Muallimin al-Islamiyyah KMI, yang berarti "Persemaian Guru-guru Islam." KMI merupakan sekolah tingkat menengah dengan masa belajar enam tahun. Di situ, KH Imam Zarkasyi bertindak sebagai direkturnya. Ia menyusun sebuah konsep pembelajaran modern dengan sistem pesantren. Salah satu yang ia tekankan dalam konsep itu adalah soal penguasaan bahasa Arab dan Inggris. Embrio Pondok Modern Gontor sendiri telah berdiri sepuluh tahun sebelumnya keitka Abdullah Sahal, kakak KH Imam Zarkasyi, merintis Tarbiyatul Athfal TA pada 20 September 1926 12 Rabi’ul Awal 1345. Saat itu KH Imam Zarkasyi masih menempuh pendidikan menengahnya di Solo. Tak hanya sebagai direktur KMI, KH Imam Zarkasyi juga menunjukkan kiprahnya dalam bidang pendidikan di berbagai institusi. Setelah menjadi kepala kantor agama Karesidenan Madiun pada 1943, ia diangkat menjadi Seksi Pendidikan Kementerian Agama pada 1946. Lalu, sejak 1948 hingga 1955, KH Imam 40 Zarkasyi menjadi ketua pengurus besar Persatuan Guru Islam Indonesia PGII, dan menjadi penasehat tetap di sana setelah periode tersebut. DiKementerian Agama, KH Imam Zarkasyi menjadi kepala Bagian Perencanaan Agama Sekolah Dasar pada 1951-1953 dan kepala Dewan Pengawas Pendidikan Agama 1953. Sedangkan di Kementerian Pendidikan ia menjadi anggota Badan Perencanaan Peraturan Pokok Pendidikan Swasta 1957. Beliau juga pernah menjadi anggota Komite Penelitian Pendidikan. Dan pada tahun 1959, KH Imam Zarkasyi diangkat Presiden Sukarno menjadi anggota Dewan Perancang Nasional Deppernas. Di kancah internasional, KH Imam Zarkasyi pernah menjadi anggota delegasi Indonesia dalam peninjauan ke negara-negara Uni Soviet 1962, serta menjadi wakil Indonesia dalam Mu'tamar Majma' al-Buhuts al-Islamiyah Muktamar Akademi Islam se-Dunia ke-7 di Kairo 1972. Selain itu, ia dipercaya menjadi ketua Majelis Peritmbangan Pendidikan dan Pengajaran Agama MP3A hingga ia wafat, dan juga anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia MUI Pusat. 41 Selain dikenal sebagai aktivis di bidang pendidikan, sosial, dan politik kenegaraan, KH Imam Zarkasyi adalah seorang ulama yang aktif menulis. Karena itu, ia banyak meninggalkan karya tulis. Hal itu sesuai dengan sebuah prinsip sekaligus cita-cita yang disampaikannya pada awal dibukanya KMI pada 1936. Saat itu ia berkata, "Seandainya saya tidak berhasil mengajar dengan cara ini pengajaran tatap muka, saya akan mengajar dengan pena." Pengajaran, bagi KH Imam Zarkasyi, harus berkesinambungan dengan pendidikan. Ia memaknai keduanya secara berbeda. Pendidikan yang dimaksudnya adalah pendidikan mental kejiwaan dan akhlaqul karimah. Sedangkan pengajaran adalah pengembangan intelektualitas yang dicapai melalui pengajaran ilmu pengetahuan. Ia dengan tegas mendahulukan pendidikan daripada pengajaran. KH Imam Zarkasyi wafat pada pukul sembilan malam tanggal 30 April 1985, meninggalkan seorang istri, 11 orang putra-putri, dan sejumlah karya tulis. Di antara karya-karya peninggalannya adalah Senjata Penganjur dan Pemimpin Islam, 42 Pedoman Pendidikan Modern, dan Kursus Bahasa Islam. Ketiganya ia tulis bersama kakaknya, Zainuddin Fananie. Buku-buku yang dtulisnya sendiri antara lain Ushuluddin Pelajaran 'Aqaid/Keimanan, Pelajaran Fiqh, Pelajaran Tajwid, Bimbingan Keimanan, Pelajaran Huruf Alquran, dan Qowa'idul Imla' Kaidah Penulisan Arab. Hingga hari ini, hampir seluruh bukunya masih digunakan di Pondok Modern Gontor. Karya-karya itu terus menjadi 'pengajar' setelah sosok Zarkasyi meninggalkan warisan berharga berupa kemajuan pendidikan Islam yang pesat. Wakafkan Diri pada Pendidikan “Andaikata muridku tinggal satu, akan tetap kuajar, yang satu ini sama dengan seribu, kalaupun yang satu ini pun tidak ada, aku akan mengajar dunia dengan pena.” Ungkapan tersebut mewakili cita-cita besar Imam Zarkasyi dalam mencetak generasi yang berguna, serta betapa ia mencintai profesi guru. Hidupnya secara penuh didedikasikan untuk menjadi pendidik dan pengajar. Demi pendidikan, pesantren yang kala itu telah memliki ratusan santri ia wakafkan kepada umat Islam pada 12 Oktober 1958 28 Rabi’ul Awal 1378. 43 Keikhlasan Zarkasyi melepas harta bendanya untuk kepentingan Islam membuatnya dikenal sebagai ulama yang sederhana dan bersahaja. Inisiatifnya itu menjadi teladan dan membuat nilai kesederhanaan dan kejujuran tertanam kuat di lingkungan pesantren Gontor. Dalam Biografi KH Imam Zarkasyi di Mata Umat 1996 disebutkan, sebagai seorang pendidik, KH Imam Zarkasyi memiliki wawasan yang jauh ke depan namun tetap istiqomah. Modernisasi pendidikan Islam ia lancarkan dalam hal metode dan kurikulum tanpa mengorbankan nilai dasarnya. Ia mempertahankan jiwa ikhlas yang telah menjadi salah satu nilai mutlak dalam institusi pendidikan Islam yang didirikannya itu. Di Indonesia, terutama di kalangan pendidik, KH Imam Zarkasyi dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan sistem pendidikan Islam. Tiap kali disodori pertanyaan mengenai sistem pendidikan yang tepat bagi putra-putri Islam Indonesia, ia secara lugas menjawab “sistem pendidikan pondok.” Sang kiai berpendapat sistem pendidikan tersebut mampu menanamkan kemandirian, kedisiplinan, persaudaraan, keikhlasan dalam menuntut ilmu, serta ketaatan pada pemimpin. 44 KH Imam Zarkasyi hanya tertarik pada pendidikan. Ia mewakafkan’ jiwa raganya sebagai pendidik. Karena itu, meski kiprahnya di bidang pendidikan mencapai level nasional, ia tak melirik dunia politik. Tentang dunia yang satu itu, kiai yang akrab disapa Pak Zar itu sering mengatakan, “Politik saya adalah pendidikan.” Pilihan itu dinilainya sebagai kontribusi bagi dunia politik yang sesungguhnya. Bagi KH Imam Zarkasyi, yang lebih penting adalah bagaimana membina mereka yang akan menjadi pejabat negara sehingga mereka siap menjadi pewarna negara. Ia mantap pada pendirian bahwa semua bersumber pada pendidikan sebagai mediatornya. Pendidikan lebih penting dalam hidup berpolitik dan bernegara. Karena itu, KH Imam Zarkasyi kerap mengatakan bahwa orang-orang besar adalah mereka yang mau mengajar dan mengamalkan ilmunya di tempat-tempat terpencil dengan kondisi yang serba terbatas, misalnya dengan ketiadaan listrik. KH Imam Zarkasyi memaknai pendidikan sebagai ladang jihad yang sesungguhnya. 45 “Kalau engkau ingin mengetahui sesuatu, ajarkanlah sesuatu itu kepada orang lain,” demikian bunyi salah satu pesan KH Imam Zarkasyi pada santri-santrinya. Wejangan itu mewakili spirit pengabdiannya yang teramat tinggi di bidang pendidikan. Tak heran, hingga kini kata-katanya itu dapat ditemukan di berbagai sudut pondok modern yang terus berkembang dengan puluhan ribu santri itu. 46 BAB 7 PELAJARAN UNTUK PEMIMPIN 47 Seorang Pemimpin harus mampu mentransfer nilai-nilai kepada orang lain dengan memperhatikan 3 hal. Dalam ibarat lain, ketika menyampaikan sesuatu ke orang lain harus ada 3 hal yang perlu diperhatikan agar apa yang disampaikan itu bisa diterima dengan baik Sistematika penyampaian Retorika penyampaian Materi yang disampaikan Penanaman kepondokmodernan adalah kunci kesuksesan dan kemajuan Pondok. Makanya pada waktu kemisan guru-guru Pimpinan Pondok selalu menyampaikan tentang kepondokmodernan, agar guru-guru itu tahu kemana arah Pondok ini dan agar semuanya mengerti dan faham terhadap Pondok, beliau tidak membicarakan dirosah islamiyyah karenadirosah islamiyyah bisa melupakan kesadaran dan kefahaman seseorang terhadap Pondok. Namun, bisa saja Kepondokmodernan itu sesekali dihubungkan dengan dirasah Islamiyah ada dalil dari al-qur’an dan hadits. Motivasi dalam diri seseorang bisa menambah dan mengurangi kepondokmodernannya. Maka untuk menimbulkan 48 motivasi ini, jiwa dan filsafatnya harus sama dengan Pondok. Kalau tidak sama, dia tidak akan termotivasi dalam melaksanakan tugas di Pondok, akhirnya kefahaman dan kesadarannya terhadap Pondok pun sangat minim. Maka berbicara atau menyampaikan sesuatu itu harus dari dalam jiwa, bukan sekedar dari mulut saja. Dengan demikian akan masuk omongan kita ke orang tersebut. Namun setruman terhadap filsafat, nilai dan sistem tergantung kepadayang memberi setruman dan siapa yang disetrum itu. Kalau orang yang disetrum tidak senang dengan kita atau tidak seide dengan Pondok, setruman itu pun tidak akan masuk. Salah satu upaya Pimpinan Pondok membina guru-guru adalah dengan memberika setruman tentang kepondokmodernan di Masjid Atiq setelah sholat Maghrib, kemisan, pemanggilan ke rumah pimpinan, di ajak keliling pakai mobil pimpinan dan lain sebagainya. Yang sulit itu adalah membuat pengasuh-pengasuh Pondok cabang yang mengerti Gontor, yang se-ide dan searah dengan Gontor, serta yang mau dikaderkan menjadi pengasuh cabang tidak banyak. Kalau Cuma membuat guru/ustadz, mudah saja. 49 Setiap kegiatan di Pondok ini diisi dengan visi, misi dan nilai kepondokmodernan, meskipun dengan ucapan takbir “Allahu akbar” seperti sebelum bekerja atau sebelum ngecor, kelihatannya remeh tetapi ini penting untuk membangkitkan semangat santri-santri, mendidik mental dan menanamkan motivasi serta filsafat hidup yang baik dalam diri itu maju karena menganggap penting hal-hal yang remeh. Pimpinan Pondok atau siapapun dalam menyampaikan pengarahan harus memakai i’dad maddiy dan ma’nawiy sepenuh hati supaya masuk ke hati para Guru-guru KMI dan Santri, seperti menjelaskan tentang kepondokmodernan, falsafah hidup pondok, kedisiplinan, sunnah pondok pergi ke masjid harus pakai peci, baju dimasukkan, dll. Untuk memahami pondok secara keseluruhan maka harus menyatu dengan pondok integrated, yaitu Menyatu idenya Menyatu progamnya Menyatu jiwanya 50 Menyatu filsafat hidupnya Kekuatan Pondok Kalau kita kuat maka kita akan menguatkan orang lain, kalau kita menguatkan orang lain maka orang lain akan menguatkan kita dan Allah pasti lebih menguatkan kita. Kekuatan itu kita pakai yang mana akan menjadikan kita semakin kuat sedang yang membuat kekuatan itu adalah kemauan. Kekuatan kita ini terletak pada Keikhlasan. Ajaran-ajaran Gontor di KMI. Disiplin pola fikir dan kegiatan. Segala sesuatu di Pondok ini harus dengan disiplin yang tinggi, bukan cuma disiplin ke masjid dan disiplin masuk kelas, tetapi juga disiplin pola pikir, sikap dan tingkah laku. Kehebatan lembaga manapun di dunia ini tergantung kepada disiplin. Termasuk di Pondok ini, disiplin adalah salah satu faktor yang membuat Pondok kuat dan maju. Salah satu yang membuat Pondok ini kuat adalah karena Pondok ini mandiri, orang yang didalamnya pun mandiri. Mandiri disini adalah mandiri dalam kebersamaan, bukan mandiri pribadi. 51 Seperti Koperasi Pelajar, Percetakan Darussalam, UKK, KUK dan unit-unit usaha lainnya adalah mandiri, tetapi mandirinya untuk kebersamaan, salah satu pimpinan tidak ada yang menguasai unit usaha itu untuk kepentingan pribadinya dengan dalih-dalih mandiri. Al Qur’an yang kita baca dan perbuatan baik yang kita laksanakan akan berupa makhluk yang mana makhluk-makhluk itu akan menolong orang yang melakukanya nanti di kuburan dan di akhirat, maka gontor dengan sekian banyak santri yang berbuat baik dan membaca alQur’an akan menimbulkan sebuah kekuatan yang sangat dahsyat. Apabila ada Santri atau Guru yang melanggar disiplin mencuri cepat atau lambat akan ketahuan. 52 BAB 8 MENULARKAN KEBAIKAN 53 Suatu ketika KH Hasan Abdullah Sahal dalam sebuah munasabah pernah menyampaikan bahwa kita nilai-nilai di Gontor itu ditularkan dari kyai kepada santri. Maksudnya bahwa seseorang yang tidak terjangkiti itu tidak mungkin bisa menulari. Maka semakin orang tersebut terjangkiti luar biasa maka secara otomatis ia bisa menularkan sesuatu. Jiwa keikhlasan, totalitas dan ukhuwah Islamiyah itu tidak bisa ditularkan kepada santri jika kyainya belum memiliki sifat-sifat itu dalam dirinya. Menularkan adalah istilah yang digunakan dalam rangka transformasi nilai-nilai kehidupan kepada santri. Memberi contoh saja di Gontor itu dianggap tidak cukup, maka harus berada pada posisi bisa menularkan, yang akibatnya, siapapun yang tertular pasti akan terjangkiti dan pada akhirnya memiliki jiwa-jiwa keikhlasan yang dimiliki oleh kyai. Seperti halnya penyakit flu, seseorang yang terkena flu berat, akan bisa menularkan penyakit tersebut dengan mudah kepada orang lain. Dan sebaliknya, apabila orang tersebut tidak punya penyakit flu kemudian ia mau menularkan penyakit tersebut, maka itu menjadi sangat mustahil. Begitupula kyai, yang benar-benar memiliki etos kerja, semangat juang, dengan sedikit saja berbicara didepan santri, maka jiwa itu secara langsung bisa menjadi jiwa santri, karena 54 mereka melihat, mendengar, merasa apa yang dilakukan oleh kyai selama ini. Tentu semua itu tidak lepas dari jiwa yang dimiliki oleh kyai dalam rangka bergerak dan menggerakkan totalis kehidupan di pesantren. Karena intansurullah yansurkum, kyai mendidik santri maka Allah menurunkan inayah kepada kyai dalam memberi teladan kepada santri-santrinya. 55 BAB 9 TOTO, TITI, TATAK, TUTUK 56 Toto berarti teratur dan tertib, titi berarti hati-hati, tidak ceroboh dan grusah grusuh, sedangkan tatak artinya berani dan tutuk bararti tuntas atau sampai akhir tidak setengah-setengah. Pesan ini disampaikan kepada seluruh santri dan alumni Gontor oleh KH Ahmad Sahal agar nantinya saat mengurus atau mengemban tanggung jawab dimanapun juga harus tertib dan teratur. Dalam mengambil keputusan harus berhati-hati tidak boleh gegabah atau tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi. Dan harus berani untuk menyampaikan kebenaran. Berani menyatakan kebenaran dan bukan menyatakan kebenaran. Dan pada akhirnya semua tugas yang diamanahkan harus benar-benar diselesaikan dengan sungguh-sungguh dan totalitas. Karena itu adalah mental perjuangan dan dedikasi. Suatu ketika Al Ustadz Mashudi Subari salah satu guru senior di Gontor menyampaikan tentang apa itu mental dengan memberikan 3 contoh santri yang mendapatkan tugas yang sama oleh gurunya. Santri pertama bernama kholid, tugas yang diberikan adalah tolong belikan kitab munjid di Ponorogo Kota. Kemudian ia langsung berangkat ke toko buku yang ia ketahui di Ponorogo. Setelah sampai di kota, ia pun mendapati toko bukunya tutup karena kebetulan hari libur. Maka 57 ia kembali kepada gurunya dan menyampaikan bahwa tokonya tutup dan ia belum mendapatkan kitab yang dipesan. Santri kedua bernama Firman, dengan perintah yang sama yaitu membeli kitab Munjid ke Ponorogo kota. Ia juga mendapati toko yang biasa didatangi oleh para pencari buku tutup, namun tidak berhenti disitu, ia melanjutkan untuk berkeliling keseluruh kota ponorogo dan hasilnya nihil, tidak ada satupun dari toko buku yang buka di kota. Maka ia kembali menemui gurunya tanpa membawa hasil sama sekali. Santri kedua bernama Ahmad, perintah yang diberikan juga sama dengan dua orang sebelumnya. Selanjutnya Ahmad berangkat dan menuju kota melakukan usaha seperti santri pertama dan kedua dan hasilnya juga nihil. Namun ia tidak patah semangat ia menemui seorang alumni Gontor di Kota Ponorogo kemudian ia berusaha untuk bertanya apakah alumni tersebut mempunyai kitab Munjid karena setelah berkeliling ke seluruh kota Ponorogo, tidak ditemukan satu tokopun yang buka. Maka dalam rangka mendapatkan pesanan kitab ia berusaha untuk membeli kitab milik alumni Gontor yang ada di Ponorogo tersebut. Dan ia pulang membawa kitab munjid. 58 Dari tiga contoh santri inilah ilustrasi mental yang sebenarnya dalam etos kerja yaitu tutuk. Maka semua tugas harus benar-benar diselesaikan dengan berbagai cara yang benar. Bukan karena tokonya tutup kemudian kembali pulang dan melaporkan tentang ketidakberhasilannya. Meskipun kenyataannya tidak salah, karena tokonya memang tutup. Tetapi alangkah baiknya jika tugas yang diberikan itu diselesaikan dengan maksimal, totalitas, berusaha keras, sehingga berhasil dalam setiap tugas yang diberikan. Santri yang kuat mentalnya pantang untuk mengeluh dan putus asa. Suatu ketika, setelah panggung sebuah acara kelas enam selesai dibuat, kemudian KH Abdullah Syukri memanggil salah satu ketua marhalah diantara mereka. Pada detik itu, beliau perintahkan kepada ketua marhalah tersebut untuk memindahkan arah panggung yang besar itu beserta seluruh marhalah kelas enam menghadap ke masjid. Sebenarnya tidak masuk akal, karena semua tenaga telah dikerahkan namun kemudian beliau memerintahkan untuk merubah arahnya. Namun yang menakjubkan adalah tidak ada satupun dari kelas enam tersebut yang mengeluh, mereka semua berjibaku mengangkat panggung yang besar itu bersama. 59 BAB 10 HANYA SECEDUK TANGAN 60 Alkisah, Bani Israil yang bercerai-berai karena tidak mempunyai pemimpin yang berwibawa, sehingga musuh-musuh mereka dengan leluasa menistakan, menawan istri dan anak-anak serta mengusir mereka. Kemudian mereka mendambakan kehadiran seorang pemimpin yang bisa membebaskan dari penindasan dan intimidasi dari bangsa lain seperti saat mereka dipimpin oleh nabi Musa As atau Yusak bin Nun. Mereka menyampaikan harapan itu kepada nabi samau’il yang kemudian memohon kepada Allah agar memilih diantara mereka seorang pemimpin. Maka Allah SWT menunjuk Thalut sebagai pemimpin dan memberinya tanda atas kepemimpinannya berupa tabut peti yang didalamnya ada sisa-sisa pusaka peninggalan Musa As. Pada mulanya Bani Israil keberatan menerima Thalut sebagai pemimpin hanya karena tidak mempunyai harta yang melimpah. Namun Nabi Samau’il menjelaskan bahwa Allah telah memilih Thalut sebagai pemimpin dan memberinya kelapangan ilmu dan kekuatan badan, itulah modal yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin. 61 Ketika raja Thalut menggerakkan Bani Israil untuk berperang melawan Jalut dengan pasukannya yang kuat dan banyak. Maka Thalut memperingatkan pentingnya ketulusan dalam berjuang, bagi mereka yang masih mendua hatinya seperti halnya diantara mereka ada yang merencanakan pernikahan, menyelesaikan bangunan dan menyelesaikan bangunan rumah, memanen hasil kebun dan sejenisnya dianjurkan untuk tetap tinggal dirumah, karena hanya mereka yang bertekad bulat untuk berjuang saja yang bisa diajak untuk berperang. Setelah pasukan disiapkan, raja Thalut menyampaikan pesan bahwa nanti dalam perjalanan ke medan perang, Allah akan menguji mereka dengan sebuah sungai. Sehingga mereka dilarang untuk meminum air sungai tersebut meskipun rasa haus sudah mencekik leher. Barang siapa yang meminum darinya maka tidak akan mampu diajak berperang. Sebaliknya yang tidak tergoda dan tetap mampu mengendalikan hasratnya untuk tetap tidak meminum darinya, maka dia akan menjadi bagian dari pasukan inti yang siap berjihad. Allah SWT memberikan pengecualian bagi mereka yang meminum sekedar dengan menceduk air dengan satu tangannya illa man ightarafa ghurfatan biyadihi tidak dengan dua tangannya biyadaihi apalagi meminum sepuasnya. Faktanya sebagian besar 62 pasukan Thalut meminum sepuas-puasnya dari sungai, bahkan tidak sedikit yang menyelam kedalam sungai untuk merasakan kesegarannya sambil minum sepuas-puasnya. Maka, benar yang disampaikan Thalut, mereka yang meminum dengan tamak, setelah berhadapan dengan musuh tidak lagi mempunyai nyali untuk berperang, sedang mereka yang taat tidak minum atau yang sekedar menceduk dengan satu tangan dan ternyata itu hanya kelompok kecil. Sehingga dengan tegar dan gagah berani menghadapi musuh yang kuat dengan senjata lengkap. Mereka berkata; “berapa banyak kelompok kecil mampu mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah, dan pertolongan Allah menyertai orang-orang yang bersabar.” QS Al Baqarah 249, merekapun berperang dengan gagah berani dan mendapatkan kemenangan gilang gemilang, terutama setelah pemuda Daud mempu membunuh raja Jalut. Demikianlah sepenggal kisah yang pernah disampaikan oleh KH. Imam Zarkasyi dihadapan guru-guru dan santri. Beliau dengan pandangan jauhnya yang menembus masa depan mengingatkan para pejuang di Pondok Modern Darussalam Gontor, bahwa kelak pondok ini akan semakin maju dengan semakin banyak santri yang 63 belajar. Selain itu, fasilitas, sarana-sarana pembelajaran semakin lengkap dan pintu-pintu rezeki terbuka baik dari langit dan bumi, sehingga kesejahteraan keluarga pondok juga akan meningkat juga. Beliau kemudian berpesan agar semua tetap bersikap iffah menjaga diri untuk tidak mengambil hak-hak kita dari pondok, atau kalau terpaksa menerima hendaknya sekedar ghurfatan biyadihi hanya seceduk tangan. KH Hasan Abdullah Sahal mengingatkan, jangan sampai kita menjadi orang yang ketika mendapat kenikmatan dan kedudukan yang tinggi mengatakan “Rabbi akraman” Tuhan memuliakanku, dan ketika mendapat cobaan berupa kesempitan rizki lalu mengatakan “Rabbi ahanan” Tuhanku menghinakanku. Karena semua itu hanya ujian dari Allah SWT. Alhamdulillah hingga saat ini guru-guru di Gontor tetap seperti semula tidak digaji, tidak dibayar, tidak ada tunjangan jabatan struktural-fungsional dan semacamnya, tetapi mereka tidak terlantar, tidak mlarat dan kelaparan. Mereka mendapatkan kesejahteraan dan ihsan dengan berbagai bentuknya melalui sistem yang menjamin kelangsungan jiwa keikhlasan dan kemandirian. Mereka tidak digaji oleh santri/walisantri melalui pembayaran SPP, tetapi diupayakan oleh Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Wakaf 64 Pondok Modern melalui berbagai unit usaha ekonomi produktif yang ditangani oleh guru-guru sendiri. Kalau ada sedikit bagian dari uang pembayaran santri, hal itu hanya sekedar “seceduk tangan”. 65 BAB 11 SIBGHAH GONTORIYAH 66 Sibghah Allah, dan siapakah yang lebih baik sibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah Al Baqarah 138 Sibghah artimya celupan. Sibghah Allah berarti iman kepada Allah yang tidak disertai dengan kemusyrikan. Karakter yang khas Gontor itu dikenal dengan sibghah Gontoriyah – identitas dan kepribadian Gontor; kekuatan dan kesucian akidah, kekhusu’an dan kenikmatan ibadah, keluhuran budi pekerti, kedisiplinan tinggi, kecintaan pada ilmu, keberanian patriotisme, pengabdian, pengorbanan, kesederhanaan, kerendahan hati, perjuangan, kejujuran, ketulusan, kemandirian, kebersamaan, produktivitas, kerjakeras dan prestasi. Gontor mendidik santrinya untuk “ Berani hidup tak takut mati, Takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja”, juga mengisi hidup dengan sebaik-baiknya “hidup sekali hiduplah yang berarti. Kadar kualitas seseorang akan ditentukan oleh kadar kebaikan yang dia lakukan. Hidup dengan idealisme tinggi, perjuangan menegakkan kalimat Allah. 67 Pelajaran yang selalu ditanamkan pada jiwa santri Gontor adalah agar jangan sampai mempunyai sifat egois ananiyah hidup hanya untuk dirinya sendiri. Apalagi pedoman hidupnya sama dengan Kambing “ hanya memikirkan diri sendiri, yang penting makan enak, mempunyai rumah untuk bertempat tinggal, mempunyai anak, tidak pernah memikirkan ummat ini, maka sama dengan kambing, dan seribu kambing itu tetaplah kambing dan hingga seribu tahun yang akan datang tetap saja kambing”. Berkali-kali penulis merasa seperti tersetrum dalam hatinya saat ayahanda KH Abdullah Syukri menjelaskan bahwa pribadi yang digembleng Gontor haruslah produktif, pekerja keras dan totalitas “ Berfikir keras, bekerja keras, bersabar keras dan berdo’a keras”, karena prestasi tidak akan dicapai seseorang tanpa kerja keras. Maka barang siapa yang tidak pernah mencoba mengeluarkan kemapuan puncaknya, tidak akan pernah menoreh prestasi apa-apa dalam hidupnya. KH Hasan Abdullah Sahal dalam beberapa munasabah sering kali menyampaikan, “jangan hanya cari mudahnya dan enaknya, tapi carilah bagaimana baiknya”., karena seringkali manusia itu cenderung ingin bekerja sedikit tapi hasilnya besar, Mana mungkin?”. Dan hal tersebut senada dengan QS Al Ankabut ayat 69; “Barang siapa yang bermujahadah bersunggung- 68 sungguh dijalan kami, maka kami akan beri petunjuk menuju jalan-jalan kami. Kepribadian Gontor adalah kepribadian yang dinamis dan terus bergerak, karena dalam setiap gerakan itu terdapat keberkahan “ taharrak fainna fil harokati barokah”. Bergerak bukan asal-asalan dan sembarang bergerak tetapi harus terarah dan terencana, mempunyai seni, dihayati dan dilakukan dengan akhlak yang baik “harokatuna ibadatun wa fannun wa dzauqun wa akhlaqun wa tarbiyatun”. 69 BAB 12 KESEDERHANAAN DAN KEMODERNAN 70 Di Gontor kata “sederhana” itu tidak berarti miskin atau mlarat, tetapi “wajar” sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai kepatutan. Kesederhanaan akan membentuk jiwa besar, berani menghadapi hidup, survive dalam segala situasi dan kondisi dan tidak mudah mengeluh. Sejak dari santri jiwa itu sudah diasah, meskipun ada santri yang merupakan anak menteri atau jendral di Gontor, maka model hidupnya tidak berbeda dengan santri-lainnya pada umumnya. Fasilitas, jatah makan, ruang belajar, pelajaran dan porsi pelajaran semuanya sama dan tidak ada pengkhususan. Maka untuk menghadapi tantangan hidup di masa depan, pada pemuda Islam harus dididik dengan jiwa sederhana. Karena gaya hidup hedonis yang hanya mengejar kenikmatan jasadi dan syahwati semata akan menghancurkan masa depan mereka. Kemewahan hanya akan memberikan kenikmatan sementara dan seringkali meninggalkan kesengsaraan yang berkepanjangan, namun kesederhanaan akan memberikan ketentraman abadi. KH Hasan Abdullah Sahal seringkali menyampaikan bahwa sebenarnya hidup ini sebenarnya sederhana namun kita saja yang menjadikannya rumit, dan hidup ini sebenarnya indah, tetapi manusianya yang menjadikan hidup ini tidak indah. 71 Yang menarik bahwa santri ternyata selalu dididik untuk mempertimbangkan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan mungkin harus dipenuhi namun keinginan biasanya tidak mesti harus dipenuhi. Ada hirarki skala prioritas dalam melihat dan kemudian memilih sesuatu untuk kemaslahatan, mendahulukan yang lebih penting dari yang penting. Maka dengan sikap ini waktu hidup mereka akan efektif dan tugas-tugas utama belajar tidak akan terbengkalai. Seringkali kesederhanaan tidak pernah sejalan dengan istilah kemodernan, biasanya kemodernan itu identik dengan kemewahan. Namun berbeda dengan di Gontor. Istilah modern di Gontor adalah bukanlah kecenderungan untuk westernisasi seperti biasanya difahami. Namun juga bukan berarti menerima segala kemajuan yang dipandang atau dianggap baik di luar pesantren, karena tidak semua yang dipandang baik diluar itu cocok bila diterapkan di pesantren. Tidak semua karakteristik modernitas seperti yang diterapkan dunia barat diadopsi Gontor, tetapi diseleksi dan kemudian diadapsi selaras dengan ajaran Islam. Modernitas bagi Gontor itu lebih dekat pada makna Harakatul islah wa tajdid gerakan perbaikan dan pembaharuan. 72 Aspek utama yang dimodernisir Gontor adalah kelembagaan. Pesantren yang sebelumnya identik dengan kerajaan kecil seorang kyai dimodernisir dalam bentuk lembaga pendidikan yang terstruktur dan berjenjang dengan kewajiban, tugas hak dan kewenangan yang jelas. Terobosan itu dimulai dengan proses pewakafan pondok dengan segenap asetnya kepada umat Islam dunia dengan menunjuk Badan Wakaf sebagai nadzir yang bertanggungjawab akan kelangsungan, perkembangan dan kemajuan pondok, sehingga bila kyai pendirinya wafat, pondoknya tidak ikut mati. Modernisasi dalam aspek manajemen di Gontor berupa program penguatan dan pengembangan lembaga pesantren yang dinamakan Panca Jangka, terdiri dari pendidikan dan Pengajaran, Prasarana dan pergedungan, khizanatullah, kaderisasi dan kesejahteraan keluarga. Melalui panca jangka ini berbagai macam aktivitas pondok digerakkan; mulai dari proses belajar mengajar, pembinaan karier guru, penelitian dan pengembangan kurikulum, evaluasi pelajaran, pengembangan universitas dengan berbagai prodi, fakultas dan aktivitasnya dan sebagainya. Seiring berjalannya waktu dan bergulirnya proses, modernitas telah mengalami proses internalisasi, sehingga tidak lagi difahami terbatas dalam sistem dan 73 materi, tetapi sudah menjelma menjadi sebuah spirit bagi warga Gontor. Modernitas berarti efektifitas dan efisiensi, pandangan jauh kedepan, terprogram, sistematis, produktivitas, terbuka, menerima sains dan teknologi untuk kesejahteraan, menghargai waktu dan evaluatif dan itulah Islam. 75 Ajaran Islam sarat dengan pendidikan disiplin, mulai shalat dengan ketentuan waktu, tatacara berjama’ah, syarat bersuci dan lain sebagainya. Demikian pula puasa yang terikat dengan waktu, dilain sisi ibadah haji juga harus menepati tata cara tempat dan waktu dan semuanya mendidik umat untuk berdisiplin. Tidak akan ada kemajuan tanpa adanya disiplin dan tidak ada disiplin tanpa keteladanan. Keteladanan adalah pilar disiplin, karena lisanul haq tindakan nyata lebih fasih dari pada lisanul maqal ucapan, lebih baik memberi contoh sekali daripada berpidato seribu kali. Orang-orang besar yang berhasil di masyarakat, yang mempunyai prestasi monumental dan fenomenal mereka adalah orang-orang yang berdisiplin dalam segala hal. Maka pendidikan disiplin mutlak diperlukan, dan ditanamkan melalui pembiasaan, kalau perlu dengan paksaan bagi anak-anak yang masih lemah mental, semua itu untuk kebaikan mereka sendiri kelak di kehidupan masa depan. Disiplin adalah model utama keberhasilan dalam segala hal. Disiplin artinya peraturan yang ditaati. Termasuk disiplin waktu hadir dalam pertemuan tepat waktu, kembali ke pondok setelah liburan tepat waktu, shalat tepat waktu dll. Orang dihargai karena disiplin dan pondok dihargai juga karena disiplin. Kadang berdisiplin terasa berat, kalau tidak disertai kesadaran dan pengertian, dibutuhkan pengorbanan dalam menerapkan disiplin dan kadang ada yang terpaksa menjadi korban disiplin demi menjaga kemaslahatan yang lebih besar dan lebih banyak, karena itu ada ungkapan “berkorbanlah, dan jangan menjadi korban”. Tetapi kalau sudah menjadi kebiasaan, maka menjalankan disiplin akan terasa ringan bahkan nikmat, persis seperti shalat karena kebiasaan akan membentuk sikap dan kepribadian. 76 Sebab utama keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam mendidik para sahabat adalah kuatnya keteladanan, beliau sebagai teladan hidup, Al Qur’an dan cahaya yang berjalan-jalan di tengah-tengah masyarakat, sehingga memberikan pengaruh yang sangat kuat kepada umatnya. Keteladanan inilah yang disetting untuk menjadi sarana utama pendidikan Gontor, selain miliu lingkungan dan kegiatan. Maka santri dan guru tinggal bersama dalam satu untuk membentuk miliu pendidikan yang positif. Seorang santri menjadi cermin bagi santri lainnya, santri yang aktif, dinamis, tekun, multazim dengan disiplin, berprestasi akan memberikan sentuhan dan pengaruh positif bagi teman-teman lainnya, demikian pula santri senior dalam segala hal menjadi panutan adik-adiknya, guru-guru tanpa terkecuali juga cermin teladan bagi semua santri dan pengasuh/kyai pesantren merupakan sentral figur yang akan ikut mewarnai corak pesantrennya. Memberikan keteladanan sekali, lebih fasih daripada pidato seribu kali. Keteladanan akan masuk ke dalam hati berbeda dengan pidato yang terkadang masuk telinga kanan dan keluar lewat telinga kiri. 77 BAB 14 DIANGGAP DAN MERASA Pesan KH Hasan Abdullah Sahal S1 harganya tinggi, S2 lebih tinggi, jangan sampai keikhlasannya menjadi turun karena titelnya. Jiwa Keikhlasan yang sudah S2 bukan seperti SD, maka jiwa keikhlasan seseorang harus sesuai dengan titelnya. Jangan sampai kita tertipu dengan titel kita. Jangan sampai kita hanya dianggap maju, atau dianggap besar atau dianggap kaya atau dianggap tinggi atau kita hanya merasa maju, merasa besar, merasa kaya, merasa tinggi wallahua’lam. Jangan sampai kita hanya merasa besar atau dianggap besar. Jangan hanya merasa tinggi atau dianggap tinggi. Bahwasannya diatas kita hanya Allah. Diatas orang pintar ada yang lebih pintar yaitu Al aliim Allah SWT. Jangan sampai kamu tidak menghargai sesuatu yang seharusnya dihargai. Jangan sampai kamu menghargai sesuatu yang sepatutnya tidak harus dihargai. Pondok pesantren tanpa KeIslaman itu Palsu. Pondok pesantren tanpa keilmuan itu jagongan, ngrumpi. Pondok Pesantren itu kemasyarakatan, apa yang diajarkan di sana akan kembali kepada masyarakat. Apa yang ditemui di masyarakat diajarkan di pesantren. Nanti kalo dimasyarakat bisa mengabdi dan jika menjadi pemimpin, maka menjadi pemimpin yang baik. Kemudian jika jadi menteri maka menjadi menteri yang baik. 78 DAFTAR PUSTAKA Wardun Para Guru Gontor Putri, 2017, Ke Gontor apa yang kau cari; Menguak nilai-nilai Gontory dibalik Gerbang Gontor Putri, Sanusi, Muhammad Husen dkk, 2016, Trimurti Menelusuri Jejak, Sintesa dan Genealogi berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor, Etifaq Production. Suharto, Ahmad, 2016, Ayat-ayat Perjuangan, YPPWPM Guru Muslich, Tangerang. ______________, 2015, Menggali Mutiara Perjuangan Gontor, Ayat-ayat Perjuangan, Le Nabas Publishing House, Jogjakarta. ______________, 2018, Melacak akar filosofis Pendidikan Gontor, Namela, Jogjakarta, cet III. Zarkasyi, Muhammad Ridlo, 2017, Ajaran Kiai Gontor, Renebook, Jakarta, cet II. 80 Alhamdulillah buku ini telah selesai ditulis. Ini merupakan buku edisi pertama dan Besar harapan kami semoga buku ini bermanfaat. Hampir seluruh bab dalam buku ini berisi tentang nasehat-nasehat bekal kehidupan yang disarikan dari ceramah dan nasehat pimpinan pondok modern Darussalam Gontor. Buku ini terdapat beberapa bab diantaranya Peradaban Give, Jangan Majrur, Merajut Masa Depan, Nilai Berjuang, Nasehat Trimurti Gontor, Belajar dari Riwayat Orang Besar, Pelajaran untuk Pemimpin, Menularkan kebaikan, Toto titi tatak tutuk, Shibghah Gontoriyah, Kesederhanaan dan Kemodernan, Berdisiplin, Semoga buku ini dapat menghilangkan dahaga nilai-nilai kehidupan. Tiada gading yang tak retak, tidak hanya the best tapi even the best can be impove Andi Triyawan, is a lecturer and researcher in International Economics studies since February 2017 at University of Darussalam Gontor Ponorogo, Indonesia. He has completed his Master degree in Islamic Economics studies at Gadjah Mada University, Yogyakarta in 2012 and Bachelor degree in Muamalah at ISID Gontor Ponorogo in 2008, He has many Research Publicatons. KH Ahmad Suharto, is a lecturer University of Darussalam Gontor Ponorogo, Indonesia. He is also candidate of Doctor in UNIDA Gontor. He is a chief of Gontor for Girls first campus at Mantingan ngawi. He wrote many books about the values of life. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Gontor apa yang kau cariPara GuruGontor PutriPara Guru Gontor Putri, 2017, Ke Gontor apa yang kau cari;Trimurti Menelusuri Jejak, Sintesa dan Genealogi berdirinya Pondok Modern Darussalam GontorMuhammad SanusiHusen DkkSanusi, Muhammad Husen dkk, 2016, Trimurti Menelusuri Jejak, Sintesa dan Genealogi berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor, Etifaq Mutiara Perjuangan Gontor, Ayat-ayat Perjuangan______________, 2015, Menggali Mutiara Perjuangan Gontor, Ayat-ayat Perjuangan, Le Nabas Publishing House, akar filosofis Pendidikan Gontor______________, 2018, Melacak akar filosofis Pendidikan Gontor, Namela, Jogjakarta, cet ZarkasyiRidloZarkasyi, Muhammad Ridlo, 2017, Ajaran Kiai Gontor, Renebook, Jakarta, cet II.
27Desember 2020 18:07 WIB Sang Kyai yang juga ada dalam lingkaran juga duduk bersila, orang tak akan menyangka mana Kyai mana murid Sebab semua sama, hanya ketika Sang Kyai mengangkat tangannya dan wirid semuanya berhenti Bergabunglah dengan Facebook untuk terhubung dengan Akay Sakti dan orang lain yang mungkin Anda kenal Bergabunglah dengan
JAKARTA — Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor KH Hasan Abdullah Sahal memberikan tiga nasihat kepada ratusan alumnus pesantren yang dikelolanya. Nasihat itu dia sampaikan dalam acara pelantikan pengurus Jilus Tis’inat atau kumpulan alumnus Gontor angkatan 90-an pada Ahad 7/3. Forum ini terdiri dari 11 angkatan mulai dari angkatan 1990 sampai dengan angkatan 1999 akhir. Dengan demikian, secara resmi Forum Jiilut Tis’iinaat dikukuhkan sebagai organisasi di bawah Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Pondok Modern PP IKPM. Kiai Hasan mengibaratkan dirinya seperti seorang kakek yang sedang bercerita dengan cucunya. Kakek itu senang bercerita, tapi akan lebih senang lagi kalau yang diajak cerita itu mau mendengarkan, mengerti, mau mengerti, cocok dan bisa mengimbangi. “Alumni Gontor generasi tahun 1990-an adalah orang yang bias mengimbangi cerita kakek ini,” kata putra pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor KH Ahmad Sahal ini. Pertama, Gontor adalah “tarbiyah lil-hayah”, pendidikan untuk kehidupan. Inilah saatnya, kata Pak Kiai Hasan, anak-anak Gontor terus mengamalkan ajaran-ajaran Pondok di masyarakat. “Gontor telah memberikan anyaman, dan juga telah menganyam diri kalian. Gabungan dari anyaman Gontor dan anyaman diri kalian itulah yang mewujud dalam diri kalian sekarang ini, “ujarnya. “Anyamlah diri kalian untuk menjadi orang-orang yang bermanfaat, bukan hanya untuk diri kalian, tetapi untuk masyarakat,” tambahnya. Kedua, Gontor tidak hanya mengajarkan “ta’limul muta’allim”, bagaimana seorang santri menghargai ilmu dan gurunya, tetapi juga “ta’limul mu’allim”, bagaimana alumni Gontor mampu mentransfer nilai-nilai Gontor kepada masyarakat. Yakni untuk menjadi “mundzirul qaum”, penyeru, pengingat kebaikan dari masyarakat. “Ukurlah dirimu, sesuai kemampuanmu, sesuai kapasitasmu. Halakamru’un man lam yandzur wajhahu fil mir’ah, halakamru’un man lam ya’rif qadrahu’. Celakalah orang-orang yang tidak tahu kapasitas dirinya sendiri,” jelas Kiai Hasan. Ketiga, alumni Gontor harus menjadi dirinya sendiri, dan percaya dengan kemampuanmu. “Jangan jadi orang yang rendah diri, dan jangan pula jadi orang yang GR Gede Rumongso. Kalau kamu jadi orang yang GR Gede Rumongso, maka kamu akan menjadi RG Rai Gedek,” jelasnya. Akbar Zainudin, Alumni Gontor angkatan 1991, yang dilantik sebagai Presiden Forum Jiilut Tis’iinat dalam sambutannya mengatakan bahwa forum ini adalah untuk memaksimalkan potensi dan sumber daya anggota secara maksimal. “Forum ini juga didirikan sebagai sarana silaturahim, networking, sharing, dan menyebarkan informasi dari Pondok Modern Gontor dan IKPM yang cabangnya tersebar di seluruh Indonesia,” ujarnya. Sebagai organisasi baru, menurut Akbar, program kerja yang ada di depan mata adalah menyusun AD/ART organisasi, membuat basis data anggota, dan berbagai program pemberdayaan untuk anggota. Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua Umum PP IKPM, KH Drs Ismail Budi Prasetiyo mengarahkan, Forum Jiilut Tis’iinaat ini lahir dari IKPM, semua anggotanya juga anggota IKPM, karena itulah AD/ART organisasi tidak boleh menyimpang dari AD/ART IKPM. Karena itulah, pengurus Forum Jiilut Tis’iinaat harus membaca AD/ART IKPM sebelum membentuk AD/ART organisasi. Ustadz Ismail juga berpesan agar terjalin koordinasi dengan IKPM setempat, baik di dalam maupun luar negeri pada saat mengadakan acara. “Forum Jiilut Tis’iinaat harus mampu menguatkan organisasi induknya, yaitu IKPM,” jelasnya.
KataKata Mutiara Cinta Islami " Aku ingin cinta yang akan berkata: " Bahkan kematian pun tidak akan memisahkan kita, karena kelak kita akan dipertemukan kembali di surga, Insyaallah" ." Aku akan memohon pada Allah SWT untuk berjumpa denganmu dua kali, sekali di dunia ini dan sekali lagi di surga."
AJARAN KYAI GONTOR BEST SELLER – Buku ini berisi 72 prinsip hidup dan wejangan KH. Imam Zarkasyi 1901-1985 yang di-syarah dijelaskan dengan baik oleh putra bungsunya sendiri, Muhammad Ridlo Zarkasyi. Kita bisa menemukan berbagai ungkapan atau kutipan yang inspiratif untuk menjadi pribadi yang unggul, mandiri dan berjiwa enterpreneur, namun tetap dalam kerangka spirit islam. Barangkali, inilah salah satu buku yang paling lengkap dan bernas menjelaskan secara tidak langsung “rahasia sukses” di balik pendidikan Pondok Modern Gontor sehingga melahirkan alumni-alumni yang berhasil berkiprah di masyarakat dan tersebar di seluruh dunia. “Orang dikatakan kyai atau ulama karena keluasan ilmunya. Ada juga, orang yang dikatakan kyai karena akhlaknya. Tetapi untuk pribadi KH. Imam Zarkasyi, kami mendapatkan kesan bahwa beliau dikatakan kyai oleh sebab ilmu dan akhlaknya.” — Dr. KH. Idham Cholid, Alumni Gontor tahun 1943, Wakil Perdana Menteri Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda 1956-1959 Siapa penulis buku ini? Ditulis oleh Muhammad Ridlo Zarkasyi selaku putra dari KH. Imam Zarkasyi 1901-1985 Muhammad Ridlo Zarkasyi merupakan didikan langsung KH. Imam Zarkasyi Quotes “Hidup itu perjuangan, hidup tanpa perjuangan bukan hidup namanya.” “Kepintaran itu tidak ada hubunganya dengan kekayaan, maka belajarlah bukan untuk kekayaan tetapi “lillahi ta’ala” hanya untuk Allah, “li i’laai kalimatillah” untuk menegakkan kalimat Allah.” “Pendidikan kolonial bertujuan untuk untuk menjadikan anak didik sebagai pegawai, sedangkan pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan rakyat.”
KiyaiAmin. Kyai paling sakti di Tanah Jawa berikutnya yaitu Kiyai Amin. Beliau adalah Kiyai NU yang memiliki karomah luar biasa langsung dari Allah SWT. Beliau tak hanya mahir dalam ilmu agama, namun juga sangat piawai dalam ilmu kanuragan dan silat. Beliau belajar dari ayahnya sendiri yaitu Kyai Irsyad yang wafat di Mekkah kala itu.
AhmadSahal lahir di Gontor Ponorogo 22 juni 1901, meninggal 9 april 1977, beliau putra ke 5 dari Kyai Anom Besari. Pada tahun 1926 menjadi utusan ummat Islam daerah Madiun ke Kongres Ummat Islam Indonesia di Surabaya. Pada tahun yang sama membuka kembali Pondok Modern Darussalam Gontor dengan program pendidikan yang dinamakan "Tarbiyatu-l-Athfal".
DZoMfX. yw38kw5lym.pages.dev/852yw38kw5lym.pages.dev/545yw38kw5lym.pages.dev/460yw38kw5lym.pages.dev/759yw38kw5lym.pages.dev/846yw38kw5lym.pages.dev/179yw38kw5lym.pages.dev/465yw38kw5lym.pages.dev/472yw38kw5lym.pages.dev/940yw38kw5lym.pages.dev/886yw38kw5lym.pages.dev/428yw38kw5lym.pages.dev/17yw38kw5lym.pages.dev/627yw38kw5lym.pages.dev/133yw38kw5lym.pages.dev/181
kata kata hikmah kyai gontor